Membaca pemberitaan akhir-akhir
ini tentang pembunuhan yang dilakukan
oleh seorang ibu kepada anaknya, seorang suami yang membunuh istri, istri yang
membakar suami, dan banyak lagi perisitiwa kriminal yang pelakunya adalah
anggota keluarga yang seharusnya saling menyayangi. Dalam perspektif kriminologi, perbuatan
ini disebut dengan familicide. Familicide adalah peristiwa pembunuhan di mana
seorang pelaku membunuh anggota keluarga. Dari total kasus yang diketahui,
hampir setengahnya, si pembunuh kemudian berakhir dengan bunuh diri.
Sangat menyedihkan,
ketika keluarga yang seharusnya menjadi tempat yang menyenangkan, juga menjadi syurga bagi
sebagian orang, menjadi tempat untuk bertemu dengan orang-orang tercinta, akhirnya harus mengalami peristiwa seperti berita di atas. Fungsi keluarga
sebagai tempat untuk berlindung sepertinya sudah mengalami pergeseran. Ada yang
salah untuk mengartikan makna keluarga yang sesungguhnya. Ada salah persepsi dan tanggapan untuk mengartikan keluarga sebagai kekayaan terindah dalam kehidupan ini.
Keluarga
adalah pelabuhan, tempat
bersandar untuk melepaskan lelah kita, tempat untuk bercerita dengan
anggota keluarga, tempat menumpahkan tangisan dan keluh kesah setelah sekian lama bertemu dengan berbagai persoalan yang menyita
perhatian dan kehidupan kita. Keluarga yang sebenarnya adalah ketika kita
menemukan senyum-senyum yang dengan penuh keiklasan mau menerima kita apa
adanya. Keluarga yang sebenarnya adalah ketika kita menemukan pelukan dan
dekapan saat kita membutuhkan kehangatan kasih dan
sayang.
Kehidupan
adalah permasalahan, dan permasalahan adalah tantangan yang harus dihadapi
serta diselesaikan. Ada yang berhasil menyelesaikan masalah dengan baik, tapi
ada juga yang kemudian menyerah kalah, dan akhirnya mengalami depresi. Ketika seseorang sudah depresi segala
tindakan bisa jadi tidak masuk akal atau
malah tidak logis lagi, dan dengan keadaan ini segala tindakan akan berada di
luar kontrol manusia normal.
Berkomunikasi
dengan orang lain mungkin bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan sebuah
permasalahan, walau benar, tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan
komunikasi. Tapi paling tidak dengan komunikasi ada beban yang berkurang, ada
beban yang terangkat. Dan komunikasi yang paling baik adalah saat kita
berkomunikasi dengan Sang Pencipta, Sang Maha Bijaksana. Berkeluh kesahlah
padaNya, mengadulah padaNya, karena Dialah Sang Hebat yang akan menolong kita
untuk menyelesaikan satu persatu masalah kita. Jadi, tetap semangat untuk hidup
yang hebat ini.....