Senin, 11 November 2019

RASA PENASARAN ITU.....


Rasa penasaran itu akhirnya membawaku kembali ke kegiatan ini. Dunia yang 10 hari  lalu kuanggap sebagai dunia yang baru  dan asing, dunia yang penuh dengan pertanyaan atas sebuah rasa yang namanya kebingungan, dunia yang sama sekali tidak aku mengerti dan banyak membuat aku geleng-geleng kepala,  tapi ternyata dunia ini adalah sebuah dunia yang sedikit demi sedikit mulai aku bisa pahami sebagai dunia yang menyenangkan, sebuah dunia yang di dalamnya ternyata penuh dengan kejutan dan magig.

Ahhh... memang harusnya ada pola pikir yang harus dirobah, bahwa sesuatu yang tidak kenal tidak seharusnya kita hindari,  bahwa sesuatu yang baru tidak seharusnya kita anggap sebagai sesuatu yang  harus kita pinggirkan. Hal baru itu tentunya  memberikan warna tersendiri dalam kehidupan kita, bukankah sebuah lukisan menjadi indah  ketika ada banyak warna, bayangkan jika hidup kita hanya terdiri atas satu kegiatan yang itu-itu saja, tentu akan monoton dan membosankan, hidup kita akan kering dan merana, sama seperti lukisan yang tidak memiliki warna.

Di dunia baru ini, aku bertemu dengan banyak orang yang menyenangkan dari seluruh penjuru Indonesia, bertegur sapa, bekerja sama, berceloteh, gurauan yang sebenarnya garing tapi tetap menyenangkan. Saling berolok-olok untuk sesuatu yang nggak lucu, nge-prank teman, semuanya  luar biasa. Aku yakin aku tidak akan bertemu dengan dunia  seperti ini  jika aku tetap tidak mau keluar dari zona nyamanku.

Namun memang benar, bahwa tidak semua orang mampu untuk merobah pola pikir itu, ketidakberanian untuk keluar dari zona nyaman dan kemudian berhadapan dengan dunia yang baru tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Rasa ragu, rasa takut, curiga seolah-olah menahan langkah, ketika kita memutuskan untuk pergi ke sebuah dunia baru. Hanya sedikit orang yang mampu untuk mengambil keputusan itu,  dan aku sangat berharap bahwa akulah sedikit orang itu. Robah pola pikir, keluarlah dari zona nyamanmu, karena ada dunia yang sangat menyenangkan di luar sana. Ayo....(disela-sela kegiatan workshop penyempurnaan e-modul dan VMB). Semangat teman-teman. Bogor 10-13 November 2019

Kamis, 07 November 2019

DIBALIK WANITA YANG KUAT, ADA....


Di balik laki-laki yang sukses ada wanita yang kuat, ungkapan itu mungkin sudah sering  kita dengarkan. Terus dibalik wanita yang sukses ada siapa ya....?. Kalau yang satu ini mungkin, agak susah menjelaskannya, karena ternyata ada banyak  sekali hal yang berperan untuk mendukung kesuksesan seorang wanita.  Ada banyak motif,  dan ada banyak alasan sampai seorang wanita ada di posisi itu, tapi  yang pasti,  keluarga adalah motivasi terbesar. Ada orang tua, suami, anak, dan keluarga yang memberikan kekuatan luar biasa itu.  Mustahil  seorang wanita mampu berjuang sendirian melawan angin dan badai jika ditangannya tidak ada senjata bernama keluarga.

Aah.... benarkah keluarga ada di balik wanita yang sukses, bukankah banyak wanita yang sukses tapi keluarganya berantakan, lantas sebenarnya    apakah indikator yang bisa mengukur kesuksesan seorang wanita. Kriteria sukses antara laki-laki dan wanita mungkin sangat berbeda, mungkin kebanyakan sukses seorang laki-laki diukur dengan banyaknya materi atau angka-angka yang dimilikinya. Pekerjaan yang bagus, penghasilan yang tinggi, mobil, rumah, hubungan relasi dari kalangan kelas atas, itu mungkin yang sekarang jadi ukuran kesuksesan seorang laki-laki.

Nah kalau ukuran sukses seorang wanita mungkin lebih kepada bagaimana wanita tersebut bisa mandiri secara finansial, hidup dengan  passionnya, memiliki cinta sejati,  memiliki keluarga yang penuh dengan kehangatan, pendidikan yang layak,  anak-anak yang sholeh dan sholehah, dan pasti memiliki tubuh yang sehat.  Wah ternyata indikatornya berbanding terbalik ya dengan laki-laki, kalau laki-laki lebih kepada kwantitas, sedangkan wanita lebih kepada kualitas, iya nggak. 

Dan  ternyata gues, semua ukuran   tadi   hanya bisa dimiliki seorang wanita,  jika dia mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya. Jadi, kalau mau dikategorikan sebagai wanita yang sukses, bangun komunikasi dan kehangatan bersama keluargamu. Gimana setuju kan.....(dikisahkan dari perjuangan Ibu Evi Maulida,  wanita hebat yang hidup penuh cinta bersama keluarganya...)


RASA GROGI ITU....


Sore-sore seorang teman memberikan pertanyaan “Bagaimana cara mengatasi grogi ya...”.  Wah pertanyaan yang susah jawabannya, yaaaa  karena sebenarnya rasa grogi itu juga sering menghinggapi hatiku. (hehehe ngaku sekarang...).   Yang jelas ketika rasa itu muncul, yang terjadi adalah jantung yang berdebar-debar kencang, keringat bercucuran,  atau sebuah perasaan hati yang sangat nggak nyaman.  Perasaan ini akhirnya menghambat otak untuk bekerja secara maksimal  pada saat kita harusnya melakukan sebuah kegiatan di muka umum. Rasa grogi itu muncul pada saat kita harus presentasi, membaca puisi, ngeMC, bernyanyi, berpidato ataupun berdebat di depan umum. Kok bisa ya rasa ini hadir, sebenarnya kenapa rasa grogi itu muncul....?
Kalau ditelusuri lebih jauh, penyebab rasa grogi itu sebenarnya adalah sebuah ketakutan. Ketakutan ini bisa hadir karena banyak hal, takut ditertawakan, takut mendapatkan respon yang buruk, takut tidak sempurna, dan ketakutan-ketakutan lain yang kadang tidak masuk akal. Saking tidak masuk akalnya bahkan sampai-sampai rasa grogi itu seperti batu yang diikat di kaki  dan menahan kaki seseorang untuk melangkah.

Rasa grogi itu wajar kok, itu tidak hanya dialami oleh satu dua orang, hampir semua orang memiliki rasa grogi itu, namun banyak orang yang akhirnya mampu mengatasi rasa itu. Kok mengatasi....? Apakah grogi tidak bisa dihilangkan...? Rasa grogi itu tidak bisa dihilangkan, kita hanya bisa mengatasi  perasaan tersebut sehingga bukan dia yang menguasai pikiran kita, tapi kita yang harus menguasai pikiran kita sendiri.  Tidak usah terobsesi untuk menghilangkan rasa terkutuk itu, karena semakin kita mencoba untuk menghilangkannya ternyata kita malah terjebak dalam stres yang berkepanjangan. Jangan juga mencoba menjadikan rasa grogi itu sebagai motivasi  untuk tampil lebih baik, karena sebenarnya ketika kita lakukan itu, kita sedang menyerahkan diri kita kepada ketakutan kita yang sesungguhnya.

Jangan menjadikan grogi   sebagai perhatian utama kita, tapi perhatikan apa yang akan kita sampaikan. Jika kita sudah bisa maksimal menyampaikan materi kita, tanpa memperdulikan respon orang lain, maka sebenarnya kita sudah kembali ke jalan yang benar.  Hmmmmm iya kan..... Rasa grogi akan lebih mudah diatasi seiring seringnya kita  tampil ke muka umum.  Jadi jika ada kesempatan seperti itu, pergunakan dengan sebaik-baiknya. Sekali dua kali mungkin masih ada kekurangan disana-sini, tapi itu bisa kita jadikan pembelajaran supaya hal itu tidak terjadi lagi. Terus begitu, sampai suatu saat pasti akan ada seseorang yang memberikan respon positif atas akan penampilan kita. Kesimpulannya, perasaan grogi itu bukanlah sesuatu yang harus jadi pusat perhatian kamu, pusatkan perhatianmu pada hal yang harus disampaikan, dan lakukan itu dengan sebaik-baiknya. Ayo kita lakukan...(spesial untuk Ryan Hidayat, yakinlah kalau kamu bisa...)


Selasa, 05 November 2019

TULISANMU JELEK YA NAK....(spesial untuk Kurniawan Alfansyah)


Hari ini ada perasaan geli sekaligus sebel ketika aku harus mengajar di kelas XII IPS.3. Bagaimana nggak, dalam pembelajaran hari ini, mereka diharuskan menulis sebuah laporan,  tapi dari hampir 30 laporan yang harus aku baca cuma ada sekitar 3 orang yang tulisannya bisa digolongkan bagus.  Yang membuat aku geleng-geleng kepala,  adalah sebuah tulisan yang bentuknya adalah huruf i semua. (pasti tulisannya Kurniawan Alfansyah....hehehehe....)

Ketika aku tanya kenapa tulisannya seperti itu, dengan tegas dia mengatakan bahwa itu adalah tulisan orang pinter. “Dokter aja tulisannya jelek nggak bisa dibaca, tapi semua  dokter pasti pinter”. Iya juga ya, tapi apakah benar ada korelasi antara tulisan jelek dengan kecerdasan seseorang...?. Kondisi itu membuatku mau tak mau mencari tau tentang hubungan  tulisan dan kecerdasan.

Ini penjelasan ilmiahnya. Sebutan untuk istilah tulisan yang kurang bagus biasa di sebut tulisan ceker ayam, tulisan alien atau paling bagus adalah tulisan dokter. Seperti diketahui, rata-rata tulisan dokter saat menuliskan resep atau lainnya sulit sekali untuk dibaca. Banyak orang menghakimi para manusia dengan tulisan buruk sebagai orang yang pemalas, jorok dan kurang pintar. Lalu apakah ini berlaku untuk para dokter? dokter sendiri memiliki tulisan yang sulit untuk dibaca sedangkan mereka adalah orang-orang super cerdas?

Ilmu yang mempelajari tulisan disebut Grafonologi. Saat ini sudah banyak orang yang berprofesi dibidang ini. Menurut ilmu ini setiap orang memiliki cara yang khas untuk menulis. Kebanyakan orang cerdas memiliki tulisan yang khas atau cenderung sulit dibaca, namun tidak berarti juga jika orang yang memiliki tulisan rapi adalah orang yang kurang pintar. 

Beberapa penelitian menunjukan orang yang cerdas memiliki kemampuan menulis yang sangat cepat namun sangat khas. Pernahkah kamu melihat tulisan para ilmuwan? Kebanyakan dari mereka juga memiliki tulisan yang mirip tulisan dokter, sama-sama sulit untuk dibaca. Ketika menuliskan sesuatu, mereka juga bisa mengerjakan hal lain, selain itu kemampuan mereka untuk berfikir membuat para ilmuwan ini harus menuliskan apa yang ada di otaknya secepat mungkin seiring dengan kecepatannya berfikir.
Jika tulisanmu memiliki ciri khas, bisa jadi kamu memang orang yang cerdas. Ciri khas menulis memang berhubungan dengan kecerdasan dan kepintaran. Tidak semua orang dengan tulisan yang khas itu jenius. Kamu bisa melihat kondisi sesungguhnya di keseharian mereka. Bisa jadi tulisan mereka sulit dibaca karena terburu-buru atau memiliki kondisi lainnya. https://www.qureta.com/post/tapi-saya-tidak-bisa-juara

Nah kayak gitu ya penjelasan, jadi tidak selalu orang yang tulisannya  jelek itu cerdas, dan nggak juga yang  bagus tulisannya itu cenderung kurang pintar.  Tapi kalau mau mendapatkan nilai bagus dari  pembelajaran aku syarat utamanya tulisan harus bagus yaaaa.... Kalau nggak aku akan dengan senang hati mengatakan “tulisanmu jelek ya Nak.....”




SENSE OF HUMOR.... (REQUEST RIKY SUPROGO)

Tulisan ini sebenarnya pesanan dari seorang teman, dia ingin aku nulis tentang sesuatu, dan dia ingin gambarnya yang nanti dipasang. Awalnya bingung juga mau menulis tentang apa, sekalipun aku boleh nulis apa saja, tentu saja aku ingin tulisan  itu mewakili dia. Karena dia sukanya guyonan dan hal-hal yang lucu okelah sekarang aku tulis tentang humor, lebih tepatnya kepekaan humor atau yang sering disebut sense of humor.

Kehidupan ini menghadapkan manusia pada dua hal, yang menyenangkan atau menyedihkan. Cara orang menghadapi kehidupan juga terbagi menjadi dua macam, ada yang serius ada juga yang santai atau cenderung main-main. Coba lihat di sekeliling kita, pasti ada manusia-manusia yang seperti itu kan...? Lantas coba interopeksi kita masuk golongan mana, yang serius atau santai...?, yang penuh dengan ketegangan atau yang suka humor....?
Karena tulisan ini berfokus pada sense of humor maka kajian kita juga tentang humor. Sense of humor adalah luapan perasaan yang dituangkan dalam lelucon-lelucon. Terlepas lelucon itu benar-benar lucu atau ternyata lelucon itu garing.  Contoh lelucon itu adalah kalimat yang sering diucapkan oleh temanku Fatmalia, seorang yang memang terkenal dengan lelucon yang garing, “Ah lapar belum makan nih, di rumah  mau makan cuma ada ayam sama daging, bosan....”. 
Seseorang yang mendengarkan kalimat itu mungkin akan berfikir bahwa dia adalah seorang yang berkecukupan, tapi kita yang sudah lama kenal, pasti cuma akan menanggapi itu dengan senyuman. Kenapa...? ya karena kita tahu bahwa itu cuma hoax... 

Tidak semua orang memiliki sense of humor ini, Allah menjadikan ini anugrah untuk orang-orang tertentu saja, tapi yakinlah bahwa orang yang memiliki rasa itu hanya orang-orang cerdas. Jadi kalau mau dikategorikan sebagai orang yang cerdas,  mulai sekarang miliki sense of humor itu.....(jangan serius melulu, muka cepat tua...). 



PAGI KITA.....


Pagi-pagi, ketemu teman-teman tidak ada yang terjadi selain kehebohan dan keceriaan. Teman-teman satu kerjaan adalah saudara-saudara terdekat yang selalu memberikan warna kuat dalam kehidupan kita. Bertemu mereka dan melepaskan semua kesuntukan membuat sisi-sisi batin terasa berisi dengan energi positif. Senyuman mereka, candaan yang kadang terkesan mengada-ada dan lebay, humor-humor sarkasme yang hiperbola, rasa narsis yang sungguh membuat geleng-geleng kepala.  Pokoknya slogan, senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang benar-benar kami aplikasikan dalam acara ini.  


Setelah begitu banyak celaan, sindiran, pujian, dan bermacam-macam analogi yang menggelikan, biasanya kegiatan akan beralih untuk membuka bekal yang dibawa dari rumah. Acara ini mungkin lebih heboh dari apapun, rasanya seperti ketemu artis yang sudah lama kita idolakan, atau seperti kita mendapatkan pulsa data setelah sekian hari tak berkelana di dunia maya....Bertukar makanan, memberikan penilaian, memberikan komentar-komentar yang menjatuhkan, menghina, dan ujung-ujungnya tertawa bersama-sama. (busyet dah....)

Tidak berakhir sampai di situ, setelah berhasil membungkam cacing-cacing yang sering berdemontrasi di dalam perut, acara yang wajib ada adalah mengecek FB, IG, lantas up-date status di media sosial. Untuk urusan yang satu ini, mungkin kami adalah ahlinya, dari mulai edit foto, membuat caption yang menarik, sampai mengedit video-video kami adalah biangnya. Bukan karena kami profesional, tapi lebih pada kegilaan kami dalam dunia itu. Hmmmmm....menyenangkan sekali, rasa ini  seperti duduk di pinggir pantai menikmati sunset, dengan payung langit  warna jingga. (nggak nyambung ya, tapi ini adalah kalimat hasil sumbangan pak Sunyoto, jadi ya terpaksa dipake, kalau nggak dia bakalan ngambek....).
Memaknai kebersamaan ini sebagai sebuah kebutuhan rohani, menganggapnya sebagai bagian yang memang harus ada. Tidak harus berpikir tentang suka atau tidak suka, tapi bagaimana kita bisa menikmati setiap moment kebersamaan ini dengan cara pandang yang lebih bijaksana. Nggak harus merasa jaim ketika ternyata kita harusnya gila dan membaur, ini juga cara cerdasa untuk mengelola stress karena tuntutan pekerjaan yang kian hari kian berat. Ini pagi kita, bagaimana dengan pagimu.....     



Senin, 04 November 2019

SEBUAH PEMBELAJARAN....


Nah akhirnya ketemu dengan lembaran ini lagi, setelah berbagai kegiatan yang melelahkan, sembari mencuri-curi waktu aku putuskan untuk menulis lagi. Beberapa hari yang lalu kebetulan ikut serta dalam sebuah kegiatan, sebutlah kegiatan itu “ Workshop Penyempurnaan E-Modul dan VMB”, sebuah kegiatan yang dari judulnya saja tidak aku mengerti. Tapi okelah, karena aku penasaran aku memutuskan untuk mengikuti kegiatan itu. Dan benar saja,  selama 4  hari aku ada di sebuah dunia yang aku nggak pahami, dunia yang asing, sebuah dunia yang sebenarnya dekat denganku tapi tidak pernah secara serius aku perhatikan.

Aku dan teman-teman harus memvalidasi video materi belajar yang dibuat oleh teman-teman dari sekolah zonasi. Benar bahwa pembuatan video itu sering aku lihat, tapi untuk memvalidasi, ini benar-benar sesuatu yang baru. Tapi nggak apa-apa, toh nggak ada salahnya mencoba sesuatu yang baru, itu bahkan bisa menambah wawasan dan pengetahuanku, mengajak aku untuk melek teknologi. Dari kegiatan itu aku belajar banyak hal, bahwa untuk membuat sebuah karya yang bagus diperlukan kesabaran, ketelitian, dan totalitas. Nggak ada sebuah karya hebat  lahir dari sebuah perbuatan iseng, tidak pernah sebuah karya ajaib  lahir karena sebuah kebetulan. Diperlukan kerja keras, diperlukan keringat dan air mata untuk mewujudkan hal-hal hebat itu.



 4 hari itu berlalu dengan begitu cepat sampai sebuah akhir yang namanya “selesai”. Kali ini aku ada disebuah persimpangan,  memutuskan untuk melupakan kegiatan itu, atau mengingatnya sebagai sebuah kebutuhan batin yang akan selalu membuatku berpikir bahwa dunia selalu berubah. Beranikah aku keluar dari zona nyaman ini dan memulai hal-hal lain yang selama ini tidak pernah aku fikirkan. Beranikah aku mencobanya....?. Aaah, sebuah pertanyaan yang membingungkan....