Pagi-pagi, ketemu teman-teman tidak ada yang terjadi selain kehebohan dan keceriaan. Teman-teman satu kerjaan adalah saudara-saudara terdekat yang selalu memberikan warna kuat dalam kehidupan kita. Bertemu mereka dan melepaskan semua kesuntukan membuat sisi-sisi batin terasa berisi dengan energi positif. Senyuman mereka, candaan yang kadang terkesan mengada-ada dan lebay, humor-humor sarkasme yang hiperbola, rasa narsis yang sungguh membuat geleng-geleng kepala. Pokoknya slogan, senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang benar-benar kami aplikasikan dalam acara ini.
Setelah begitu banyak celaan, sindiran, pujian, dan bermacam-macam analogi yang menggelikan, biasanya kegiatan akan beralih untuk membuka bekal yang dibawa dari rumah. Acara ini mungkin lebih heboh dari apapun, rasanya seperti ketemu artis yang sudah lama kita idolakan, atau seperti kita mendapatkan pulsa data setelah sekian hari tak berkelana di dunia maya....Bertukar makanan, memberikan penilaian, memberikan komentar-komentar yang menjatuhkan, menghina, dan ujung-ujungnya tertawa bersama-sama. (busyet dah....)
Tidak berakhir sampai di situ, setelah berhasil membungkam cacing-cacing yang sering berdemontrasi di dalam perut, acara yang wajib ada adalah mengecek FB, IG, lantas up-date status di media sosial. Untuk urusan yang satu ini, mungkin kami adalah ahlinya, dari mulai edit foto, membuat caption yang menarik, sampai mengedit video-video kami adalah biangnya. Bukan karena kami profesional, tapi lebih pada kegilaan kami dalam dunia itu. Hmmmmm....menyenangkan sekali, rasa ini seperti duduk di pinggir pantai menikmati sunset, dengan payung langit warna jingga. (nggak nyambung ya, tapi ini adalah kalimat hasil sumbangan pak Sunyoto, jadi ya terpaksa dipake, kalau nggak dia bakalan ngambek....).
Memaknai kebersamaan ini sebagai sebuah kebutuhan rohani, menganggapnya sebagai bagian yang memang harus ada. Tidak harus berpikir tentang suka atau tidak suka, tapi bagaimana kita bisa menikmati setiap moment kebersamaan ini dengan cara pandang yang lebih bijaksana. Nggak harus merasa jaim ketika ternyata kita harusnya gila dan membaur, ini juga cara cerdasa untuk mengelola stress karena tuntutan pekerjaan yang kian hari kian berat. Ini pagi kita, bagaimana dengan pagimu.....
Memaknai kebersamaan ini sebagai sebuah kebutuhan rohani, menganggapnya sebagai bagian yang memang harus ada. Tidak harus berpikir tentang suka atau tidak suka, tapi bagaimana kita bisa menikmati setiap moment kebersamaan ini dengan cara pandang yang lebih bijaksana. Nggak harus merasa jaim ketika ternyata kita harusnya gila dan membaur, ini juga cara cerdasa untuk mengelola stress karena tuntutan pekerjaan yang kian hari kian berat. Ini pagi kita, bagaimana dengan pagimu.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar