Selasa, 15 September 2020

 

Assalamualaikum wr.wr.

Apa kabar anak-anak hebat, hari ini kita akan  belajar  materi “ Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah”.  Masih ingatkan definisi teks cerita sejarah? Teks  cerita sejarah adalah kisah imajinasi yang ditulis dengan tokoh atau latar sejarah yang benar-benar terjadi. Meskipun imajinatif, teks ini tetap memuat sejarah yang faktual, namun hanya digunakan untuk latar belakang dan beberapa unsur lainnya saja.

Teks cerita sejarah memiliki ciri khas atau kaidah kebahasaan dalam penulisannya. Berikut adalah beberapa kaidah kebahasaan teks cerita sejarah.

  1. Menggunakan banyak kalimat bermakna lampau.

Contoh

-      Prajurit diperintahkan untuk membersihkan gudang senjata telah menyelesaikan tugasnya

-      Gajah Mada sudah  berhasil menaklukkan musuhnya.

  1. Banyak menggunakan kata atau konjungsi yang menyatakan urutan waktu (kronologis) seperti: mula mula, setelah itu, lalu, kemudian, sejak saat itu.

     Contoh

-      Prajurit Majapahit telah berhasil mengalahkan para musuhnya, sejak saat itu mereka sangat disegani  oleh pihak lawan.

  1. Menggunakan banyak kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan atau biasa disebut kata kerja material: menggores, mendayung, menggenggam.

Contoh

-      Ketika para prajurit berhasil memukul lawan, mereka langsung bertarung dengan penuh semangat.

  1. Banyak menggunakan kalimat tidak langsung dalam menceritakan tuturan tokoh, misalnya: menceritakan bahwa, mengungkapkan, menurut, mengatakan bahwa, menuturkan.

Contoh

-      Para prajurit mengatakan bahwa mereka telah memenangkan peperangan itu.

  1. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang ada di dalam pikiran tokoh (kata kerja mental) seperti: mengharapkan, mendambakan, merasakan, menganggap, menginginkan.

Contoh

-      Setelah sekian lama berperang para prajurit berpikir untuk bisa berkumpul bersama keluarga.

  1. Menggunakan banyak dialog atau percakapan langsung antar tokoh.

Contoh

“Apa kabar Nin....?” sapanya ramah.

 “Baik Pak” jawabku dengan jawaban yang kusopan-sopankan. Aduh kenapa hati ini berdebar kencang saat tangan itu menggenggam tanganku, rasanya jantungku melorot jatuh ke lantai.

“Alamak kenapa aku ini....?” batinku tak mengerti.

“Kabar Bapak gimana....?” tanyaku kemudian.

“Sehat, Alhamdulillah, kamu gimana.... sehat juga kan, hari ini kamu tampak cantik….?” sambungnya.

“Gleek....” kutelan ludahku.   

  1. Menggunakan kata sifat atau descriptive language untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana.

Contoh deskripsi tokoh

 Hari ini pelajaran Geografi. Guru Geografiku adalah  Pak Wayan,  guru  yang terkenal cool karena tampilan yang selalu fashionable. Dia orang Bali, tinggi besar, tatapan matanya tajam, berkulit putih, dan kalau kata teman-temanku Pak Wayan memiliki senyum yang menawan, tapi menurutku  biasa saja sih, masih lebih manis senyum Pak Wi, Pak Wiworo maksudku, hehehehehe....

 

 Contoh deskripsi tempat

 Aku bersekolah di  SRN Notoharjo. Bangunan sekolahku itu,  memanjang dengan enam ruang kelas dan satu ruang kantor.  Dinding bangunan adalah  geribik (bilahan bambu yang dianyam), lantainya  tanah yang dikeraskan,  dan atapnya dari  genting. Walau keadaanya seperti itu,  sekolahku  merupakan sekolah yang cukup mentereng di daerah tersebut saat itu. Sekolahku itu, memiliki halaman  yang luas dengan rumput yang menghijau rapi. Di halaman inilah para murid melaksanakan upacara bendera.

Contoh Deskripsi suasana

Tahun-tahun pertama sekolah kutempuh dengan jalan kaki, aku harus berangkat dari rumah saat matahari belum terbit, dan kembali ke rumah saat matahari telah terbenam. Jarak dari rumah ke sekolah bertambah jauh, kira-kira 12 kilometer. Sering kali saat petang, ketika  aku terlambat pulang bapakku berjalan kaki menjemputku. Kami biasanya akan bertemu di tengah jalan. Bapak menjemputku dengan membawa pelepah daun kelapa kering yang diikat. Saat gelap,  pelepah daun kelapa tadi dibakar untuk obor penerang jalan kami pulang. Di masa itu,  belum ada senter sebagai penerang seperti saat sekarang ini. Semuanya masih serba sulit dan darurat, semua harus diusahakan dengan tekad dan kemampuan sendiri.



Tugas

1.    Bacalah teks cerita sejarah  “Pangeran Diponegoro Menuju Sosok Khalifah” Remy Sylado! https://books.google.co.id/books?id=xmMQ3IbvOa0C&printsec=copyright&hl=id#v=onepage&q&f=false

2.  Temukan kaidah kebahasaan teks cerita sejarah di novel itu!

3.  Tulislah dalam bentuk laporan dengan tulisan yang bersih dan rapi!

Nah demikian materi kita kali ini, kerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab. Terimakasih anak-anak  hebat, ibu akhiri wassalamualaikum. Wr wb. Sampai jumpa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar