Minggu, 13 September 2020

ADA APA DENGAN BELAJAR DI MASA PANDEMI....?

 

Belajar dari rumah, aah...... itu sama sekali tidak pernah terbayangkan sebelumnya, bahkan mungkin tidak pernah terlintas sama sekali dalam fikiran kita. Tapi, bagaimana lagi, itu yang sekarang terjadi, dan itu yang sekarang  harus kita hadapi. Ini menjadi membingungkan dan memusingkan,  karena kita tidak pernah disiapkan untuk menghadapi kondisi ini. Kita terpaksa berhadapan dengan semua ini, pandemi covid 19 yang sudah memaksa kita. Tapi meratap, mengeluh,  tidak serta merta menyelesaikan masalah, bahkan itu membuat masalah menjadi lebih rumit. Ya sudah, ini kenyataan yang harus dihadapi, dan sudah saatnya kita mulai merobah sudut pandang,   bahwa kita akan bisa melalui semua ini. Kita harus yakin bahwa semua akan baik-baik saja....

Belajar dari rumah.... yaaaa ini akan sedikit berbeda, jika sebelumnya biasanya kita pergi ke sekolah, bersama dengan guru dan teman-teman, saat ini semua berobah. Guru dan teman-teman sekarang menyapa kita lewat perangkat kecil bernama gawai. Materi, dan tugas belajar  dihantarkan lewat daring.   Ketika peserta didik (khususnya yang bersekolah di SD)  tidak memahami sepenuhnya materi yang diberikan oleh guru, maka orang tualah yang menjadi rujukan untuk bertanya. Kalau anak-anak SMP dan SMA biasanya mereka sudah lebih mandiri, tapi tetap diperlukan pengawasan juga.

Jadi,  kalau selama ini,  ketika kita berbicara tentang pendidikan, orang tua  menyerahkan sepenuhya hal itu ke sekolah, kali ini semua harus bergeser. Orang   tua sekarang juga harus berperan ganda, menjadi orang tua dan menjadi guru untuk anaknya. Ini bukan perkara yang mudah, banyak keluhan karena ternyata orang tua juga kesulitan ketika harus menjadi guru untuk  anaknya.

Di sini orang tua harus memahami bahwa peran guru itu tidak mudah, jika selama ini ketika anak bermasalah dalam belajar, (entah itu masalah akhlak, karakter, atau masalah akademik) orang tua selalu menyalahkan pihak guru dan sekolah. Sepertinya hal itu perlu ditinjau lagi. Okelah, kalau ternyata orang tua tidak cukup mampu memberikan bekal akademik untuk anak-anaknya, minimal berikan bekal pendidikan karakter untuk anak-anak kita.

Di masa pandemi ini,  anak 24 jam bersama orang tua di rumah, ini bisa dijadikan momentum untuk orang tua memperbaiki karakter anak-anak. Ajarkan mereka tanggung jawab, toleransi, sopan-santun, ajarkan semua hal baik untuk mereka, dan itu akan membuat tugas guru untuk mencerdaskan anak bangsa menjadi lebih maksimal. Jangan menganggap belajar di masa pandemi ini sebuah beban, bersikaplah santai, menikmati, dan persiapkan diri untuk berproses memasuki era digital.

Ada yang menarik kok dari situasi ini, paling nggak sekarang orang tua juga harus ikut belajar, mengingat materi saat sekolah dulu, atau sisi yang lain,  orang tua bisa lebih akrab dengan aplikasi-aplikasi belajar online yang banyak tersedia saat ini. Kemdikbud  dengan webinarnya sepertinya perlu juga kita pantengin, iya kan....   Jadi kalau orang tua sudah bisa menikmati semua ini, anak-anak juga pasti akan enjoy ketika belajar di rumah. Ini juga akan mendekatkan hubungan emosional antara anak-anak dengan orang tuanya....


Pendidikan bukan semata-mata tanggung jawab lembaga pendidikan, tapi juga tanggung jawab keluarga, dan masyarakat. Jika semua bisa berperan dengan baik, maka membentuk generasi emas Indonesia akan bisa terwujud. Ayok bersinergi untuk Indonesia maju, untuk Indonesia yang lebih baik.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar