Belajar Sinau
Minggu, 27 November 2022
Gitu Aja Kok Repot...
Selasa, 17 Mei 2022
KEBANGGAAN, EKSISTENSI, ATAU RASA PUTUS ASA...
MEMBACA PERMULAAN
Senin, 16 Mei 2022
KETERAMPILAN MENYIMAK
Minggu, 27 September 2020
MENGONSTRUKSI NILAI-NILAI DARI INFORMASI CERITA SEJARAH KE DALAM SEBUAH TEKS EKSPLANASI
Assalamualaikum wr.wr.
Apa kabar anak-anak hebat, hari ini kita akan belajar materi
“Mengonstruksi nilai-nilai dari informasi cerita sejarah dalam sebuah teks
eksplanasi”. Masih ingatkan definisi teks cerita sejarah? Teks cerita sejarah adalah kisah imajinasi yang ditulis dengan
tokoh atau latar sejarah yang benar-benar terjadi. Meskipun imajinatif, teks
ini tetap memuat sejarah yang faktual, namun hanya digunakan untuk latar
belakang dan beberapa unsur lainnya saja. Let’s cek out.....
Pengertian Nilai
Nilai adalah hal-hal, pesan, atau ajaran yang dianggap penting bagi kehidupan manusia. Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita sejarah antara lain diklasifikasikan sebagai berikut.
Nilai religius/agama/ketuhanan, yaitu nilai yang berkaitan dengan tuntunan agama.
Nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi pekerti/susila atau baik buruk tingkah laku, berdasarkan norma-norma yang ada dalam satu masyarakat atau kelompok manusia tertentu. Jadi, ukuran nilai ini bersifat lokatif atau berdasarkan tempat tertentu.
Nilai sosial/kemasyarakatan, yaitu nilai yang berkaitan dengan keselarasan/keharmonisan hubungan antarmanusia dalam masyarakat. Jadi, berkaitan dengan interaksi sosial antarmanusia, baik sebagai individu maupun kelompok.
Nilai edukasi/pendidikan, yaitu nilai yang berkaitan dengan upaya mengajar, mendidik, atau mengubah karakter menjadi lebih pandai dan lebih baik.
Nilai budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan adat istiadat atau kebiasaan masyarakat pada zamannya.
Nilai kemanusiaan, yaitu nilai yang berhubungan dengan sifat kasih sayang sesama manusia.
Nilai ekonomi, nilai yang berhubungan dengan prinsip, konsep, atau hukum ekonomi/perdagangan.
Nilai hukum/keadilan, nilai yang berhubungan dengan penegakan aturan/norma dan keadilan menurut hukum.
Nilai politik, yaitu nilai yang berhubungan dengan perolehan dan penggunaan kekuasaan/kepemimpinan.
Nilai estetika, nilai yang berkaitan/kesesuaian dengan konsep keindahan.
Nilai patriotisme, adalah nilai yang berkaitan dengan cita-cita dan semangat untuk melawan penjajah atau membela/menyelamatkan bangsa dan negara.
Nilai profesionalisme, nilai yang berkaitan dengan standar proses dan kualitas kerja yang terbaik.
Contoh Konsep Nilai, Klasifikasi Nilai, dan Contoh Peristiwa Dalam Teks Cerita Sejarah
|
No |
Konsep Nilai |
Nilai Apa? |
Contoh Peristiwa/Perilaku Tokoh dalam Teks |
|
1. |
Hanya putra dari istri padmi (permaisuri utama) yang
dapat menggantikan raja (sebagai putra mahkota)/sikap rela (legowo) karena
hanya anak dari istri ampeyan/selir |
Moral/budaya |
Pangeran Diponegoro menolak keinginan ayahnya, Sultan Hamengkubuwono III,
untuk diangkat menjadi raja Mataram dengan alasan ibunya bukanlah seorang
permaisuri. |
|
2. |
Tidak rela harga diri seorang pangeran dinjak-injak oleh orang lain |
Budaya |
Pangeran Diponegoro mengangkat senjata karena Belanda memasang patok di
tanah milik eyang buyutnya. |
|
3. |
Ridho Allah/Tuhan adalah ridho orang tua. Doa restu orang tua akan
dikabulkan Tuhan |
Religius |
Awalnya, Pangeran Diponegoro mengangkat senjata terhadap Belanda pada
tahun 1825. Sebelumnya, ia meminta restu ibunya untuk berperang. |
A. Teks eksplanasi
Kegiatan mengonstruksi nilai kehidupan dalam teks cerita sejarah merupakan kegiatan untuk membangun ulang nilai kehidupan dalam teks cerita sejarah menjadi sebuah teks eksplanasi yang utuh. Karena karakteristik kedua teks ini berbeda, tentu saja terdapat hal yang harus diperhatikan. Ketika membuat teks eksplanasi, kita harus meninggalkan "kefiksian" yang ada dalam teks cerita sejarah. Teks eksplanasi sendiri merupakan teks faktual yang di dalamnya hanya memuat fakta. Jadi, meski topik yang ditulis tersebut diambil dari teks cerita sejarah, penyajiannya harus tetap memperhatikan karakteristik teks eksplanasi.
Teks eksplanasi merupakan teks yang berisi penjelasan tentang proses terjadinya suatu fenomena alam, sosial, politik, budaya, dan sebagainya. Penjelasan-penjelasan yang diungkapkan dalam teks eksplanasi menggunakan fakta-fakta yang dirangkai secara kronologis dan membentuk hubungan kausalitas (sebab-akibat).
Struktur Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi memiliki fungsi sosial menjelaskan
atau menganalisis proses munculnya atau terjadinya sesuatu, tujuan dari teks
ini adalah memaparkan sesuatu agar menjadi lebih jelas dan memberikan
pengetahuan tambahan terhadap pembacanya. Oleh karena itu, strukturnya terdiri
dari beberapa bagian pokok sebagai berikut (Kemdikbud, 2017, hlm. 62).
- Identifikasi Fenomena/Peristiwa
Berisi identifikasi terhadap fenomena atau peristiwa yang akan dijelaskan. Berarti menetapkan, memastikan dan mengenalkan suatu fenomena atau peristiwa yang akan dijelaskan. - Deretan Penjelas/Rangkaian Kejadian
Penjelasan atau perincian atas kejadian atau sebab-akibat yang relevan dengan fenomena atau peristiwa yang telah diidentifikasi. - Ulasan
Merupakan komentar hingga penilaian atau penyimpulan konsekuensi dari fenomena/peristiwa yang telah dipaparkan penjelasannya.
C.
Mengonstruksi
nilai-nilai dari informasi cerita sejarah dalam sebuah teks eksplanasi
Berikut ini
merupakan contoh mengonstruksi nilai kehidupan dati teks cerita sejarah
berjudul Mangir karya Pramoedya Ananta Toer di dalam Buku Siswa untuk Kelas XII
SMA. Nilai kehidupan yang diambil yaitu nilai sosial dari peristiwa pertikaian
ibu dan anak di dalam ceirta tersebut. Jadi, langkah pertama yang harus dilakukan ketika
akan mengkontruksi nilai-nilai dalam teks cerita sejarah adalah membaca teks
sampai selesai dan selanjutnya mendata nilai-nilai yang ada. Setelah itu baru bisa dibangun sebuah teks eksplanasi yang
utuh yang berasal dari nilai-nilai tersebut.
Contoh Mengonstruksi nilai-nilai dari
informasi cerita sejarah dalam sebuah teks eksplanasi
Perselisihan dalam Keluarga
Pernyataan Umum (dalam contoh teks eksplanasi berikut ini fenomena atau peristiwa yang akan dijelaskan adalah tentang perselisihan keluarga)
Keluarga sebagai
masyarakat terkecil dalam ruang lingkup seseorang tentunya tak lepas dari
konflik. Adanya interaksi antar anggota keluarga, selain menimbulkan hubungan
yang dekat, juga tentunya berpotensi menimbulkan perselisihan. Peselisihan
dalam keluarga menjadi hal lumrah, entah berselisih sebab perbedaan pendapat
entah karena harta warisan.
Deretan Penjelas/ Rangkaian Kejadian (dalam teks eksplanasi di bawah ini dijelaskan bahwa perselisihan dalam keluarga terjadi karena faktor komununikasi, sikap egosentrisme dan masalah ekonomi)
Sebuah perselisihan
khususnya dalam keluarga bisa terjadi karena berbagai faktor. Berikut ini
faktor-faktor yang memicu perselisihan dalam keluarga
Komunikasi
Komunikasi adalah
proses pertukaran makna guna melahirkan sebuah pengertian bersama dalam suatu
keluarga. Sebuah komunikasi dapat dikatakan terjadi bila dua belah pihak atau
lebih yang terlibat dalam komunikasi mencapai pemahaman bersama. Komunikasi
dapat dikatakan sukses bila masing-masing pihak membagi makna yang sama. Dengan
komunikasi akan melahirkan pertautan perasaan atau emosi yang kuat diantara
mareka yang terlibat, karena itu guna meraih kebahagiaan keluarga, sebaiknya
komunikasikan berbagai peristiwa penting yang dialami dalam keseharian agar
masing-masing pihak semakin mengenal dunia masing-masing dan merasa dilibatkan
dalam dunia satu dengan dunia yang lain. Diskusikan tentang hal-hal yang sedang
dikerjakan atau yang sudah dikerjakan. Keluarga tanpa komunikasi bukan saja
dapat menyebabkan kesalah pahaman, namun juga saling menjauhkan dunia
masing-msing, sehingga akan Nampak jarak yang semakin lebar diantara satu
anggota dalam suatu keluarga.
Sikap egosentrisme
Sikap egosentrisme
adalah sikap yang menjadikan dirinya pusat perhatian yang diusahakan oleh
seseorang dalam hal ini adalah salah satu anggota keluarga (bisa ayah atau ibu)
dan dilakukan dengan segala cara untuk mendapatkan perhatian tersebut. Pada
seseorang yang memiliki sifat seperti ini, orang lain tidaklah penting, dia
mementingkan dirinya sendiri, dan bagaimana menarik perhatian pihak lain agar
mengikuti minimal memperhatikan. Akibat sifat egoisme ini orang lain sering
tersinggung dan tidak mau mengikutinya. Misal seorang ayah tidak mau membantu
ibu untuk menemani anak nya yang masih kecil, sementara ibu sedang sibuk di
dapur, alasan ayah karena mau olah raga, akibatnya ibu marah-marah kepada ayah
dan ayahpun membalas dengan kemarahan pula, terjadilah pertengkaran antara ayah
dan ibu dihadapan anak- anak.
Masalah ekonomi
Berkenaan dengan
masalah ekonomi ada dua jenis penyebab krisis keluarga, yaitu kemiskinan dan
pola gaya hidup.Kemiskinan jelas berdampak terhadap kehidupan sebuah keluarga,
sebagai misal jika karena faktor kemiskinan yang menyebabkan terjadinya krisis
keluarga jelas, bagaimana mungkin jika terbatas dalam hal pendapatan lalu dapat
mencukupi kebutuhan hidup suatu keluarga, tetapi ini juga masih bersifat
relative, tergantung bagaimana memaknai “cukup’ minimal standar hidup layak.
Jika kehidupan suatu keluarga dimana kondisi emosional antara suami dan istri
tidak cukup dewasa dalam menyikapi persoalan dalam kehidupannya maka akan
selalu timbul pertengkaran yang disebabkan karena faktor ekonomi.
Ketiga hal tersebut
hanyalah sebagian kecil faktor penyebab perselisihan dalam keluarga. Masih
banyak faktor lain yang dapat memicu pertengkaran dalam keluarga. Meski
perselisihan dalam keluarga merupakan sesuatu yang lumrah, hendaknya dapat
diselesaikan dengan baik. Seyogyanya hubungan anggota keluarga walau sering
berselisih harus dapat dijaga dengan baik sebab seperti dalam lagu Keluarga
Cemara, harta yang paling berharga adalah keluarga.
Ulasan (dalam contoh teks eksplanasi berikut ini ulasan berisi tentang penilaian/komentar terhadap perselisihan yang terjadi di dalam keluarga)
Perselisihan antara setiap orang tidak dapat dihindari
termasuk perselisihan dalam keluarga. Beberapa hal yang menyebabkan
perselisihan tersebut dapat disebabkan oleh buruknya jalinan komunikasi sesama
anggota keluarga, sikap egois dan tidak saling memahami, juga kondisi ekonomi
sebuah keluarga. Walau perselisihan merupakan sesuatu yang biasa terjadi dalam
hubungan antar manusia khususnya keluarga, tetapi kita harus pandai untuk
mencari solusi dari perselisihan tersebut agar hubungan setiap anggota keluarga
tetapi baik.
Tugas Individu
1. Bacalah teks cerita
sejarah “Pangeran Diponegoro Menuju Sosok Khalifah” Remy
Sylado! https://books.google.co.id/books?id=xmMQ3IbvOa0C&printsec=copyright&hl=id#v=onepage&q&f=false
2. Temukan nilai-nilai
dalam teks cerita sejarah di novel itu!
3. Kembangkan
dalam bentuk teks eksplanasi!
4.
Tulis sebagai laporan dengan
tulisan yang bersih dan rapi!
Nah demikian materi kita kali ini, kerjakan tugas
dengan penuh tanggung jawab. Terimakasih anak-anak hebat, ibu akhiri Wassalamualaikum. Wr wb. Sampai jumpa...
Selasa, 15 September 2020
Assalamualaikum wr.wr.
Teks cerita sejarah memiliki ciri khas atau kaidah kebahasaan dalam penulisannya. Berikut adalah beberapa kaidah kebahasaan teks cerita sejarah.
- Menggunakan banyak kalimat bermakna lampau.
Contoh
-
Prajurit
diperintahkan untuk membersihkan gudang senjata telah menyelesaikan tugasnya
-
Gajah Mada sudah berhasil menaklukkan musuhnya.
- Banyak menggunakan kata atau konjungsi yang
menyatakan urutan waktu (kronologis) seperti: mula mula, setelah itu,
lalu, kemudian, sejak saat itu.
Contoh
-
Prajurit Majapahit telah berhasil mengalahkan para
musuhnya, sejak saat itu mereka
sangat disegani oleh pihak lawan.
- Menggunakan banyak kata kerja yang menggambarkan
suatu tindakan atau biasa disebut kata kerja material: menggores,
mendayung, menggenggam.
Contoh
-
Ketika para prajurit berhasil memukul lawan, mereka langsung bertarung
dengan penuh semangat.
- Banyak menggunakan kalimat tidak langsung dalam
menceritakan tuturan tokoh, misalnya: menceritakan bahwa, mengungkapkan,
menurut, mengatakan bahwa, menuturkan.
Contoh
-
Para prajurit mengatakan
bahwa mereka telah memenangkan peperangan itu.
- Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan
sesuatu yang ada di dalam pikiran tokoh (kata kerja mental) seperti:
mengharapkan, mendambakan, merasakan, menganggap, menginginkan.
Contoh
-
Setelah sekian lama berperang para prajurit berpikir untuk bisa berkumpul bersama
keluarga.
- Menggunakan banyak dialog atau percakapan
langsung antar tokoh.
Contoh
“Apa
kabar Nin....?” sapanya ramah.
“Baik Pak” jawabku dengan jawaban yang
kusopan-sopankan. Aduh kenapa hati ini berdebar kencang saat tangan itu
menggenggam tanganku, rasanya jantungku melorot jatuh ke lantai.
“Alamak
kenapa aku ini....?” batinku tak mengerti.
“Kabar
Bapak gimana....?” tanyaku kemudian.
“Sehat,
Alhamdulillah, kamu gimana.... sehat juga kan, hari ini kamu tampak cantik….?”
sambungnya.
“Gleek....” kutelan ludahku.
- Menggunakan kata sifat atau descriptive language
untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana.
Contoh deskripsi tokoh
Hari
ini pelajaran Geografi. Guru Geografiku adalah
Pak Wayan, guru yang terkenal cool karena tampilan yang
selalu fashionable. Dia orang Bali, tinggi besar, tatapan matanya tajam, berkulit
putih, dan kalau kata teman-temanku Pak Wayan memiliki senyum yang menawan,
tapi menurutku biasa saja sih, masih
lebih manis senyum Pak Wi, Pak Wiworo maksudku, hehehehehe....
Contoh deskripsi tempat
Aku bersekolah di SRN Notoharjo. Bangunan sekolahku itu, memanjang dengan enam ruang kelas dan satu ruang kantor. Dinding bangunan adalah geribik (bilahan bambu yang dianyam), lantainya tanah yang dikeraskan, dan atapnya dari genting. Walau keadaanya seperti itu, sekolahku merupakan sekolah yang cukup mentereng di daerah tersebut saat itu. Sekolahku itu, memiliki halaman yang luas dengan rumput yang menghijau rapi. Di halaman inilah para murid melaksanakan upacara bendera.
Contoh
Deskripsi suasana
Tahun-tahun pertama sekolah kutempuh dengan jalan kaki, aku harus berangkat dari rumah saat matahari belum terbit, dan kembali ke rumah saat matahari telah terbenam. Jarak dari rumah ke sekolah bertambah jauh, kira-kira 12 kilometer. Sering kali saat petang, ketika aku terlambat pulang bapakku berjalan kaki menjemputku. Kami biasanya akan bertemu di tengah jalan. Bapak menjemputku dengan membawa pelepah daun kelapa kering yang diikat. Saat gelap, pelepah daun kelapa tadi dibakar untuk obor penerang jalan kami pulang. Di masa itu, belum ada senter sebagai penerang seperti saat sekarang ini. Semuanya masih serba sulit dan darurat, semua harus diusahakan dengan tekad dan kemampuan sendiri.
Tugas
1.
Bacalah teks
cerita sejarah “Pangeran
Diponegoro
Menuju Sosok Khalifah” Remy Sylado!
https://books.google.co.id/books?id=xmMQ3IbvOa0C&printsec=copyright&hl=id#v=onepage&q&f=false
2. Temukan kaidah kebahasaan teks cerita sejarah di
novel itu!
3. Tulislah dalam bentuk laporan dengan tulisan yang bersih dan rapi!
Nah demikian materi kita kali ini, kerjakan tugas dengan penuh tanggung
jawab. Terimakasih anak-anak hebat, ibu akhiri
wassalamualaikum. Wr wb. Sampai jumpa...
-
Hari ini ada perasaan geli sekaligus sebel ketika aku harus mengajar di kelas XII IPS.3. Bagaimana nggak, dalam pembelajaran hari ini, mer...
-
T eks biografi termasuk teks narasi. Oleh karena itu, struktur teks biografi juga sama dengan teks cerita ulang lainnya, seperti cerpe...
-
Di balik laki-laki yang sukses ada wanita yang kuat, ungkapan itu mungkin sudah sering kita dengarkan. Terus dibalik wanita yang sukses ...










