Minggu, 27 November 2022

Gitu Aja Kok Repot...

Jika kamu merasa bebanmu lebih berat, itu karena Tuhan melihatmu lebih kuat daripada yang lain. Wow... memotivasi banget kalimat tadi. Tapi meyakini kalau kita lebih kuat dari yang lain kok ya susah ya? Apalagi kalau kita menumbuhkan keyakinan itu pada saat kita terpojok, saat berderai-derai air mata, saat kita sedang jatuh, tertimpa tangga, dan ketumpahan cat... Pokoknya saat harapan kita tak sesuai dengan kenyataan pasti kita terpuruk. Kita merasa paling sengsara, ditambah lagi tetangga sebelah kok terlihat lebih bahagia. Tetangga sebelah sepertinya memiliki semua mimpi yang selama ini kita inginkan. Lengkap deh kesengsaraan kita…. Beban hidup yang berat kadang membuat kita membandingkan hidup kita dengan orang lain. Kita menghitung-hitung kebahahagiaan yang dimiliki orang lain, lantas menghitung kesengsaraan yang kita punyai. Ya nggak berimbang kalau seperti itu, yang bener tuh kita bikin sebuah list. Satu list isinya adalah kebahagiaan, satu list isinya kesengsaraan, kesedihan, atau kekecewaan kita. Tapi untuk mengisi list ini diperlukan kejujuran ya Bro, kita nggak boleh curang, jangan hanya mengisi kebahagiaan kita dengan hal-hal besar dan hebat semisal, saat kita beli mobil, beli rumah, atau mendapatkan undian berhadiah. List kebahagiaan itu bisa juga diisi dengan sesuatu yang sederhana, misalnya sepanjang tahun 2022 ini diberikan kesehatan, pasangan membelikan paket data, anak dapat juara 2 lomba mewarnai di kelasnya, dapat doorprize gelas plastic sewaktu belanja, dan lain-lain. Nah untuk list kesengsaraan kita isi dengan hal yang menurut kita menyedihkan, misalnya belum bisa pulang kampung saat lebaran, dompet kecopetan, pulang kerja kehujanan, belum bisa ikut reunian sama teman-teman SMA, dan lain-lain. Sekarang coba bandingin, lebih banyak mana coba isinya, jujur-jujuran ya Bro, pasti banyak list kebahagiaan kita. Apalagi kalau ditambah dengan fakta lain, kita punya tetangga yang baik, bunga yang kita tanam tumbuh subur, kelinci yang kita piara anaknya banyak, kita bisa berbagi rejeki dengan teman di kantor. Udahlah kebahagiaan dan kesedihan itu nggak akan pernah sebanding. Salahnya manusia itu ya, siap untuk bahagia dan nggak siap untuk sengsara. Anehnya manusia itu ya, kerjaan menghitung setiap kerugian. Kalau kayak gitu terus, sepanjang hidup kita akan meratapi kesengsaraan. Saat kita terpuruk atau jatuh mungkin ada yang berpikir kalau kita tak akan sanggup melewatinya, tapi ternyata… kita mampu kok melewati semua itu. Bener sih, kita lewati semua itu dengan jatuh bangun dan bangun jatuh. Ketika datang persoalan lagi kita jatuh lagi, bangun lagi. Dengan cucuran keringat, cucuran air mata, cucuran air hujan dari genteng tetangga, akhirnya kita bisa melewati persoalan itukan. Selalu seperti itu, tapi lama- kelamaan kita belajar menghadapi semua itu, kita belajar mensiasati masalah, kita belajar bangun pada saat saat jatuh, kita belajar menyeka setiap tetesan air mata pada saat kita harus menangis dan kecewa. Dengan masalah kita diajarkan untuk tidak goyang saat badai kehidupan menghantam, dengan masalah kita diajarkan untuk tetap tegar, kita ini kuat!. Jadi sudahlah, toh bukan kita sendiri yang punya masalah, orang lain juga punya masalah kok, tapi mungkin sudut pandang yang digunakan untuk mengahadapi masalah itu berbeda dengan kita. Mereka lebih kuat, lebih tegar dan tentunya mereka lebih cerdas Bro! Kalau perlu belajar sama mereka, bagaimana cara menghadapi masalah, biar kita ikut cerdas…. Ahahaaahahaaa. Bijak aja sih, kita bisa mengambil hikmah atas semua masalah yang diberikan kepada kita. Bahwa luka-luka itu akan mendewasakan, bahwa setiap musibah itu akan menegakkan. Jangan berpikir “beban beratnya”, tapi perpikirlah “Begitu kuatnya kita”. Tanamkan dalam diri kita bahwa “Saya Kuat, Saya lebih kuat, dan Saya paling kuat”. Jadi syukuri aja semua masalah itu. Yakin saja, apa yang ada dalam fikiran kita itulah yang akan terjadi, ketika kita berpikir kita kuat, maka kuatlah kita, ketika kita berpikir kita lemah, maka lemahlah kita. Kita harus memberikan sugesti positif dalam pikiran kita bahwa kita akan mampu melewati saat-saat berat itu. Kenapa harus begitu, ya....karena sebenarnya Tuhan tidak akan pernah salah untuk memilih umat mana yang harus Dia berikan masalah itu. Jadi jangan juga berfikir kalau manusia yang tidak pernah menghadapi masalah, manusia yang hidupnya menyenangkan, tampak bahagia, lempeng-lempeng tanpa beban itu adalah manusia yang disayangi Tuhan. Tuhan menyayangi kita dengan berbagai cara, salah satunya dengan selalu menguji kita, menguji kita dengan berbagai beban dan masalah. Jadi yakinilah kalimat “Jika kamu merasa bebanmu lebih berat daripada yang lain, itu karena Tuhan melihatmu lebih kuat daripada yang lain”, itu kalimat yang bener.
Jadilah dirimu sendiri, nggak usah iri dengan kehidupan orang lain, karena jangan-jangan orang lain itu juga pengen hidup kayak kita. Nah kita nggak tau kan… Jangan hanya bersyukur ketika dapat rejeki doang, jangan hanya berucap Alhamdulillah saat kita menerima kabar baik, tapi syukuri juga ketika kita diberikan sakit, mengucapkan Alhamdulillahlah ketika kita tertimpa musibah. Apapun yag terjadi dalam hidup ini, asyikin aja, gitu aja kok repot.

Selasa, 17 Mei 2022

KEBANGGAAN, EKSISTENSI, ATAU RASA PUTUS ASA...

Perlu dibuktikan, atau sebuah pembuktian itu masih jadi sebuah tanda tanya, karena ketika aku menulis ini aku sedang mendengarkan lagunya Trie Utami dan Utha Likumahua "Mana Mungkin Terjadi". Sebenarnya apa yang sedang terjadi ini, aku berjalan dengan rasa yang aku sendiri nggak tau namanya. Aku merasa kosong, tapi juga merasa terlalu penuh sesak... Antara putus asa dan optimis aku berjalan menuju ke jalan berwarna abu-abu.... Ada tanggung jawab yang harus aku hadapi, tapi disisi lain aku merasa lelah dengan semua ini... menjadi idealis atau menjadi pecundang aku rasa akan sama saja... Menjadi baik atau jahat juga tak akan ada artinya.... Hidup dan kehidupan ini menyodorkan pilihan, tapi memilih atau diam saja tak memberi makna apa-apa, dalam putus asa ini aku merasa semua begitu percuma.... Aku harus bagaimana...????

MEMBACA PERMULAAN

Membaca permulaan sering di versus kan dengan membaca lanjut sasarannya adalah pembaca pembaca pemula yang belum mengenal lambang-lambang bunyi bahasa di lingkungan sekolah. Yang dimaksud dengan pembaca pemula adalah siswa kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar, sementara di lingkungan masyarakat atau di lingkungan pendidikan non-formal yang dimaksud dengan pembaca pemula adalah mereka yang tergolong atau masyarakat yang masih buta aksara. Di lingkungan masyarakat para pembaca pemula tidak dibatasi oleh usia. Siapapun yang belum mengenal lambang bunyi Bahasa, tidak bisa melafalkan lambang-lambang bunyi bahasa disebut pembaca pemula. Golongan mereka sering disebut sebagai golongan buta aksara. Jenis membaca yang dipelajari adalah membaca permulaan. Dengan demikian membaca permulaan dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengenalan lambang-lambang bunyi bahasa dan pengubahan lambang-lambang bunyi tersebut menjadi bunyi-bunyi bahasa bermakna. Dilihat dari tingkat literasi adanya masyarakat kita terbagi atas tiga kelompok yakni kelompok iliterat atau buta aksara, aliterat atau malas membaca dan literat atau bisa dan biasa membaca. Kelompok iliterat dan aliterat sama buruknya bagi kualitas kehidupan, oleh karena itu kedua kondisi ini harus secara terus-menerus diberantas, diatasi dan diupayakan untuk menjadi literat. Golongan masyarakat kita yang masih buta aksara hingga saat ini masih menjadi perhatian pemerintah. Berdasarkan data statistik PBB pada 2005 tentang daftar peringkat kemelekhurufan negara-negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke 85 dari 175 negara. Di Indonesia sendiri saat ini terdapat 10 provinsi yang tingkat kebutahurafannya tergolong tinggi. Dikatakan tinggi jika angka kebutaan aksaranya itu di atas 10%. Provinsi-provinsi yang tergolong kebutaaksaraannya tinggi itu di antaranya provinsi Papua, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat serta Sulawesi Selatan. Di sisi lain dewasa ini telah dicanangkan program millenium development course yang salah satu tujuannya adalah target pencapaian penyelesaian politik dasar primary school bagi siapapun pada 2015. Pengajaran membaca permulaan menurut Ngurah Oka (1983: 71) lebih ditujukan pada pembinaan dasar-dasar mekanisme membaca. Dasar-dasar dimaksud antara lain, kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi bunyi bahasa yang diwakilinya, membina gerak mata dari kiri ke kanan, membaca kata-kata dan kalimat-kalimat sederhana. R. Masri Sareb Putra (2008 : 4) menjelaskan membaca permulaan itu diperuntukkan bagi siswa kelas 1 sampai 3 SD. Pendekatan pembelajarannya difokuskan terhadap pengkondisian siswa untuk masuk dan mengenal bacaan. Pemahaman mendalam akan materi bacaan belum menjadi perhatian. Konsekuensi dari fokus penekanan pembelajaran membaca permulaan tersebut maka orientasi pembelajaran lebih diarahkan pada pengenalan lambang bunyi, pelafalan lambang bunyi, kelancaran dan ketepatan pengucapan lambang-lambang bunyi. Oleh karenanya pembelajaran membaca permulaan lebih menekankan kegiatan membaca nyaring dan membaca teknis. Membaca permulaan diberikan kepada para pemula yang belum bisa membaca atau kepada anggota masyarakat yang tergolong buta aksara melalui pendidikan non formal dan pendidikan nonformal. Pemerintah menyediakan program-program pembelajaran untuk memberantas buta aksara melalui program paket A. salah satu sasaran yang ingin dicapai pemerintah pada era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono adalah menurunkan angka buta aksara dari sekitar 10% menjadi 5% pada 2015, oleh karenanya program penurunan buta aksara telah dilakukan melalui pendidikan formal dan non formal. Pada awal-awal anak memasuki dunia sekolah di Sekolah Dasar, paket pelajaran pertama dan utama yang diberikan dan dilatihkan kepada siswa kelas 1 adalah keterampilan membaca menulis dan berhitung. Keterampilan membaca dan menulis merupakan keterampilan yang diberikan secara simultan melalui paket pembelajaran membaca menulis permulaan MMP. Pada keterampilan tersebut berimplikasi pada sasaran dan tujuan pembelajarannya. Tujuan pembelajaran membaca permulaan adalah istilah ini sering dimaksudkan dengan wacana secara sederhana dapat diartikan sebagai kemampuan mengenali lambang-lambang bahasa tulis dan kemampuan membunyikannya atau melafalkannya dengan benar. Sebagai contoh si pembaca dapat membedakan dadu dan badu. Melalui pelafalan kedua kata itu meskipun pada awal masa pengenalan lambing itu boleh jadi si pembaca belum memahami artinya. perbedaan fonem b dan d pada kedua kata itu akan menyebabkan perbedaan makna. Membaca permulaan sebaiknya berakhir di kelas 2 SD. Setelah itu program pembelajaran membaca permulaan secara berangsur harus sudah diarahkan pada kegiatan membaca lanjut. Pada kegiatan membaca permulaan jenis pembaca yang dilatihkan kepada anak adalah membaca nyaring dan membaca teknis. Dengan jenis membaca ini guru akan dapat mengontrol siswa yang belum bisa membaca bisa membaca tetapi belum lancar dan bisa membaca dengan lancer. Pengetahuan ini penting bagi guru untuk menentukan tindak lanjut pembelajaran membaca yang tepat untuk anak-anak didiknya.

Senin, 16 Mei 2022

KETERAMPILAN MENYIMAK

A. Pengertian Menyimak Hasil penelitian menunjukkan bahwa cakrawala pengetahuan diperkirakan 85% berasal dari hasil menyimak, tetapi yang tertinggal dalam ingatan hanya kira-kira 20%. Dengan demikian betapa besarnya keuntungan yang diperoleh dari keterampilan menyimak dalam kehidupan manusia. Jika hal ini disadari maka semua orang akan sepakat betapa pentingnya meningkatkan keterampilan menyimak. Menurut Russel dan Russell (Tarigan 2008 : 30) menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. Menurut Tarigan dalam bukunya “Menyimak sebagai Keterampilan Berbahasa” (2008 ; 31) mengemukakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman apresiasi serta interpretasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Sejalan dengan pernyataan di atas dapat ditegaskan kembali bahwa menyimak merupakan suatu proses. Sebagai sebuah proses peristiwa menyimak diawali dengan kegiatan mendengarkan bunyi bahasa secara langsung atau tidak langsung. Bunyi bahasa yang ditangkap oleh telinga di identifikasikan jenis dan pengelompokannya menjadi suku kata, kata, frase, klausa, kalimat dan wacana. Jeda dan intonasi juga ikut diperhatikan oleh penyimak. Bunyi bahasa yang diterima kemudian ditafsirkan maknanya dan dinilai kebenarannya agar diputuskan diterima tidaknya. Dengan kata lain menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman apresiasi serta interpretasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. B. Tujuan Menyimak Tujuan menyimak menurut Tarigan (2008 :60) adalah sebagai berikut - untuk belajar yaitu menyimak dengan tujuan utama agar memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran pembicara - untuk menikmati keindahan audial. - untuk mengevaluasi yaitu menyimak dengan maksud agar dapat menilai sesuatu yang disimak - untuk mengapresiasi yaitu menyimak agar dapat menikmati serta menghargai sesuatu yang disimak nya - untuk mengomunikasikan ide ide gagasan gagasan atau perasaan perasaan kepada orang lain dengan lancar dan benar - dengan maksud untuk dapat membedakan bunyi-bunyi yang tepat - untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis - secara persuasif yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat selama ini yang dia ragukan Menurut Djago Tarigan (Ade Hilma, 2006 : 10) tujuan menyimak adalah mendapatkan fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi fakta, mendapatkan inspirasi, menghibur diri, dan meningkatkan kemampuan berbicara. C. Fungsi Menyimak Berikut ini beberapa fungsi menyimak (catur guna simak) Tarigan (2008 : 55) - Agar dapat memberikan respons yang tepat - memperoleh informasi yang berkaitan dengan profesi - mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan yang masuk akal - membuat hubungan antar pribadi lebih efektif Pembelajaran menyimak di kelas rendah berfungsi sebagai upaya untuk menirukan lafal atau bunyi bahasa Indonesia yang baik dan benar, mengemukakan tema dan nilai dalam dongeng (misalnya siswa menyebutkan para tokoh dan perwatakannya), menceritakan kembali pesan yang telah disampaikan, menyusun petunjuk atau nasihat berdasarkan dongeng yang telah disimak. D. Jenis-jenis Menyimak 1. Menyimak Ekstensif Menyimak ekstensif atau extensive listening adalah sejenis kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran. Tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru. Pada umumnya menyimak ekstensif dapat dipergunakan bagi dua tujuan yang berbeda, contohnya adalah menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari seperti menyimak radio televisi percakapan orang di pasar dan menyimak pengumuman. Menyimak ekstensif meliputi - Menyimak sosial Menyimak sosial atau social listening atau menyimak konversasional atau conversational listening ataupun menyimak sopan (courteous listening) biasanya berlangsung dalam situasi situasi sosial tempat orang-orang mengobrol atau bercengkerama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir dan saling mendengarkan satu sama lain, untuk melihat respons-respons yang wajar, mengikuti hal-hal yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan dikatakan oleh seorang rekan. (Dawson dkk. 1963: 153) - Menyimak sekunder Menyimak sekunder (secondary listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan casual listening dan secara ekstensif listening. - Menyimak estetik Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut menyimak apresiatif adalah fase terakhir dari menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif. - Menyimak pasif Menyimak pasif adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar, yang biasanya menandai upaya-upaya pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala berlatih santai serta menguasai sesuatu bahasa. 2. Menyimak intensif Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh konsentrasi agar dapat menangkap makna yang dikehendaki. Menyimak intensif diakhiri dengan kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang dipahami secara lisan maupun tertulis - Menyimak kritis Menyimak kritis yaitu kegiatan menyimak untuk memberikan penilaian secara objektif mengenai kebenaran informasi yang disimak. Definisi lain menurut Tarigan menyimak kritis yaitu sejenis kegiatan menyimak yang berupaya untuk mencari kesalahan atau kekeliruan kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara dengan alasan-alasan yang kuat dan dapat diterima oleh akal sehat. - Menyimak konsentratif Menyimak konsentratif sering juga disebut studi tipe listening atau menyimak yang merupakan sejenis telaah. - Menyimak kreatif Menyimak kreatif adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi penglihatan gerakan serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang disimak nya Dawson 1963 153. - Menyimak eksploratif Menyimak eksploratif adalah menyimak yang bersifat menyelidik dengan maksud dan tujuan untuk menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit. - Menyimak interogatif. Menyimak interogatif adalah sejenis menyimak yang lebih banyak menuntut konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian, dan pemilihan butir-butur dari ujaran sang pembicara karena penyimak akan mengajukan sebanyak mungkin pertanyaan. - Menyimak selektif Menyimak selektif adalah kegiatan menyimak yang memusatkan perhatian pada hal-hal tertentu yang sudah dipilih. 3. Ciri-ciri Menyimak intensif. Ciri-ciri menyimak intensif menurut Kamidjan dan Suyono (2002:12) adalah: - Menyimak intensif adalah menyimak pemahaman. Pemahaman adalah suatu aspek pikiran tentang suatu objek. Pemahaman merupakan hasil dari proses memahami terhadap suatu bahan simakan. Siswa dikatakan memahami objek jika ia telah menguasai seluruh objek itu. Pada dasarnya orang melakukan kegiatan menyimak intensif bertujuan untuk memahami makna bahan yang disimak dengan baik. Hal ini berbeda dengan menyimak ekstensif yang lebih menekankan pada hiburan, kontak sosial dan sebagainya. Menyimak intensif prioritas utamanya adalah memahami makna pembicaraan. - menyimak intensif memerlukan konsentrasi tinggi. Konsentrasi ialah memusatkan semua perhatian baik pikiran perasaan ingatan dan sebagainya kepada suatu objek. Dalam menyimak intensif diperlukan pemusatan pikiran terhadap bahan yang disimak. Agar menyimak dapat dilakukan dengan konsentrasi yang tinggi perlu dilakukan dengan beberapa cara, antara lain menjaga pikiran agar tidak terpecah, perasaan tenang dan tidak bergejolak, perhatian terpusat pada objek yang sedang disimak, penyimak harus mampu menghindari berbagai hal yang dapat mengganggu kegiatan menyimak baik internal maupun eksternal. - Menyimak intensif ialah memahami bahasa formal . Bahasa formal ialah bahasa yang digunakan dalam situasi formal atau resmi misalnya ceramah diskusi temu ilmiah dan sebagainya bahasa yang digunakan pada kegiatan tersebut adalah bahasa resmi atau bahasa baku yang lebih menekankan pada makna - Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan. Reproduksi ialah kegiatan yang mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami untuk membuat reproduksi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu tulis dan lisan. 4. Tahap-tahap Menyimak Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses, sudah barang tentu dalam proses ini terdapat tahapan-tahapan. Berikut ini adalah tahap-tahap dalam proses menyimak - Mendengarkan (hearing) Mendengarkan dalam arti hearing didefinisikan sebagai aktivitas fisik, yaitu seseorang menerima suara melalui indra pendengaran. Oleh karena itu seseorang perlu mendengar agar dapat menyimak. Dalam tahap ini kita harus mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran dan pembicaraannya. - Memahami (understanding) Setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh sang pembicara - Menginterpretasi (interpreting) Penyimak yang baik yang cermat dan teliti belum puas jika hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu. - Mengevaluasi (evaluating) Setelah memahami serta dapat menafsirkan atau menginterpretasikan isi pembicaraan sang penyimak pun mulai menilai dan mengevaluasi pendapat serta gagasan sang pembicara baik dari segi keunggulan dan kelemahan juga kebaikan dan kekurangan sang pembicara. - Menanggapi (responding) Menanggapi merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran atas pembicaraannya. Selain hal-hal di atas terdapat pula faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak, diantaranya adalah alat dengar si pendengar, situasi dan lingkungan pembicaraan, konsentrasi penyimak kepada pembicaraan, pengenalan tujuan pembicaraan, pengenalan paragraf atau bagian pembicaraan dan pengenalan kalimat-kalimat inti pembicaraan, kesanggupan menarik kesimpulan dengan tepat.

Minggu, 27 September 2020

MENGONSTRUKSI NILAI-NILAI DARI INFORMASI CERITA SEJARAH KE DALAM SEBUAH TEKS EKSPLANASI

Assalamualaikum wr.wr.

Apa kabar anak-anak hebat, hari ini kita akan  belajar  materi “Mengonstruksi nilai-nilai dari informasi cerita sejarah dalam sebuah teks eksplanasi”.  Masih ingatkan definisi teks cerita sejarah? Teks  cerita sejarah adalah kisah imajinasi yang ditulis dengan tokoh atau latar sejarah yang benar-benar terjadi. Meskipun imajinatif, teks ini tetap memuat sejarah yang faktual, namun hanya digunakan untuk latar belakang dan beberapa unsur lainnya saja. Let’s cek out.....


Pengertian Nilai

Nilai adalah hal-hal, pesan, atau ajaran yang dianggap penting bagi kehidupan manusia. Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita sejarah antara lain diklasifikasikan sebagai berikut.

Nilai religius/agama/ketuhanan, yaitu nilai yang berkaitan dengan tuntunan agama.

Nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi pekerti/susila atau baik buruk tingkah laku, berdasarkan norma-norma yang ada dalam satu masyarakat atau kelompok manusia tertentu. Jadi, ukuran nilai ini bersifat lokatif atau berdasarkan tempat tertentu.

Nilai sosial/kemasyarakatan, yaitu nilai yang berkaitan dengan keselarasan/keharmonisan  hubungan antarmanusia dalam masyarakat. Jadi, berkaitan dengan interaksi sosial antarmanusia, baik sebagai individu maupun kelompok. 

Nilai edukasi/pendidikan, yaitu nilai yang berkaitan dengan upaya mengajar, mendidik, atau mengubah karakter menjadi lebih pandai dan lebih baik.

 Nilai budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan adat istiadat atau kebiasaan masyarakat pada zamannya.

Nilai kemanusiaan, yaitu nilai yang berhubungan dengan sifat kasih sayang sesama manusia.

Nilai ekonomi, nilai yang berhubungan dengan prinsip, konsep, atau hukum ekonomi/perdagangan.

Nilai hukum/keadilan, nilai yang  berhubungan dengan penegakan aturan/norma dan keadilan menurut hukum. 

Nilai politik, yaitu nilai yang berhubungan dengan perolehan dan penggunaan kekuasaan/kepemimpinan.

 Nilai estetika, nilai yang berkaitan/kesesuaian dengan konsep keindahan.  

Nilai patriotisme, adalah nilai yang berkaitan dengan cita-cita dan semangat untuk melawan penjajah atau membela/menyelamatkan bangsa dan negara.

Nilai profesionalisme, nilai yang berkaitan dengan standar proses dan kualitas kerja yang terbaik. 

Contoh Konsep Nilai, Klasifikasi Nilai, dan Contoh Peristiwa Dalam Teks Cerita Sejarah

No

Konsep Nilai

Nilai Apa?

Contoh Peristiwa/Perilaku Tokoh dalam Teks

1.

Hanya putra dari istri padmi (permaisuri utama) yang dapat menggantikan raja (sebagai putra mahkota)/sikap rela (legowo) karena hanya anak dari istri ampeyan/selir

Moral/budaya

Pangeran Diponegoro menolak keinginan ayahnya, Sultan Hamengkubuwono III, untuk diangkat menjadi raja Mataram dengan alasan ibunya bukanlah seorang permaisuri.

2.

Tidak rela harga diri seorang pangeran dinjak-injak oleh orang lain

Budaya

Pangeran Diponegoro mengangkat senjata karena Belanda memasang patok di tanah milik eyang buyutnya.

3.

Ridho Allah/Tuhan adalah ridho orang tua. Doa restu orang tua akan dikabulkan Tuhan

Religius

Awalnya, Pangeran Diponegoro mengangkat senjata terhadap Belanda pada tahun 1825. Sebelumnya, ia meminta restu ibunya untuk berperang.

 

A.    Teks eksplanasi


Kegiatan mengonstruksi nilai kehidupan dalam teks cerita sejarah merupakan kegiatan untuk membangun ulang nilai kehidupan dalam teks cerita sejarah menjadi sebuah teks eksplanasi yang utuh. Karena karakteristik kedua teks ini berbeda, tentu saja terdapat hal yang harus diperhatikan. Ketika membuat teks eksplanasi, kita harus meninggalkan "kefiksian" yang ada dalam teks cerita sejarah. Teks eksplanasi sendiri merupakan teks faktual yang di dalamnya hanya memuat fakta. Jadi, meski topik yang ditulis tersebut diambil dari teks cerita sejarah, penyajiannya harus tetap memperhatikan karakteristik teks eksplanasi.

Teks eksplanasi merupakan teks yang berisi penjelasan tentang proses terjadinya suatu fenomena alam, sosial, politik, budaya, dan sebagainya. Penjelasan-penjelasan yang diungkapkan dalam teks eksplanasi menggunakan fakta-fakta yang dirangkai secara kronologis dan membentuk hubungan kausalitas (sebab-akibat). 


Struktur Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi memiliki fungsi sosial menjelaskan atau menganalisis proses munculnya atau terjadinya sesuatu, tujuan dari teks ini adalah memaparkan sesuatu agar menjadi lebih jelas dan memberikan pengetahuan tambahan terhadap pembacanya. Oleh karena itu, strukturnya terdiri dari beberapa bagian pokok sebagai berikut (Kemdikbud, 2017, hlm. 62).

  1. Identifikasi Fenomena/Peristiwa
    Berisi identifikasi terhadap fenomena atau peristiwa yang akan dijelaskan. Berarti menetapkan, memastikan dan mengenalkan suatu fenomena atau peristiwa yang akan dijelaskan.
  2. Deretan Penjelas/Rangkaian Kejadian
    Penjelasan atau perincian atas kejadian atau sebab-akibat yang relevan dengan fenomena atau peristiwa yang telah diidentifikasi.
  3. Ulasan
    Merupakan komentar hingga penilaian atau penyimpulan konsekuensi dari fenomena/peristiwa yang telah dipaparkan penjelasannya.

C.    Mengonstruksi nilai-nilai dari informasi cerita sejarah dalam sebuah teks eksplanasi

Berikut ini merupakan contoh mengonstruksi nilai kehidupan dati teks cerita sejarah berjudul Mangir karya Pramoedya Ananta Toer di dalam Buku Siswa untuk Kelas XII SMA. Nilai kehidupan yang diambil yaitu nilai sosial dari peristiwa pertikaian ibu dan anak di dalam ceirta tersebut. Jadi,  langkah pertama yang harus dilakukan ketika akan mengkontruksi nilai-nilai dalam teks cerita sejarah adalah membaca teks sampai selesai dan selanjutnya mendata nilai-nilai yang ada. Setelah itu  baru bisa dibangun sebuah teks eksplanasi yang utuh yang berasal dari nilai-nilai tersebut.    

Contoh Mengonstruksi nilai-nilai dari informasi cerita sejarah dalam sebuah teks eksplanasi

Perselisihan dalam Keluarga 

Pernyataan Umum (dalam contoh teks eksplanasi berikut ini fenomena atau peristiwa yang akan dijelaskan adalah tentang perselisihan keluarga)

Keluarga sebagai masyarakat terkecil dalam ruang lingkup seseorang tentunya tak lepas dari konflik. Adanya interaksi antar anggota keluarga, selain menimbulkan hubungan yang dekat, juga tentunya berpotensi menimbulkan perselisihan. Peselisihan dalam keluarga menjadi hal lumrah, entah berselisih sebab perbedaan pendapat entah karena harta warisan.

 

     Deretan Penjelas/ Rangkaian Kejadian (dalam teks eksplanasi di bawah ini dijelaskan bahwa             perselisihan dalam keluarga terjadi karena faktor  komununikasi, sikap egosentrisme  dan masalah         ekonomi)

Sebuah perselisihan khususnya dalam keluarga bisa terjadi karena berbagai faktor. Berikut ini faktor-faktor yang memicu perselisihan dalam keluarga

 

Komunikasi

Komunikasi adalah proses pertukaran makna guna melahirkan sebuah pengertian bersama dalam suatu keluarga. Sebuah komunikasi dapat dikatakan terjadi bila dua belah pihak atau lebih yang terlibat dalam komunikasi mencapai pemahaman bersama. Komunikasi dapat dikatakan sukses bila masing-masing pihak membagi makna yang sama. Dengan komunikasi akan melahirkan pertautan perasaan atau emosi yang kuat diantara mareka yang terlibat, karena itu guna meraih kebahagiaan keluarga, sebaiknya komunikasikan berbagai peristiwa penting yang dialami dalam keseharian agar masing-masing pihak semakin mengenal dunia masing-masing dan merasa dilibatkan dalam dunia satu dengan dunia yang lain. Diskusikan tentang hal-hal yang sedang dikerjakan atau yang sudah dikerjakan. Keluarga tanpa komunikasi bukan saja dapat menyebabkan kesalah pahaman, namun juga saling menjauhkan dunia masing-msing, sehingga akan Nampak jarak yang semakin lebar diantara satu anggota dalam suatu keluarga.

 

Sikap egosentrisme

Sikap egosentrisme adalah sikap yang menjadikan dirinya pusat perhatian yang diusahakan oleh seseorang dalam hal ini adalah salah satu anggota keluarga (bisa ayah atau ibu) dan dilakukan dengan segala cara untuk mendapatkan perhatian tersebut. Pada seseorang yang memiliki sifat seperti ini, orang lain tidaklah penting, dia mementingkan dirinya sendiri, dan bagaimana menarik perhatian pihak lain agar mengikuti minimal memperhatikan. Akibat sifat egoisme ini orang lain sering tersinggung dan tidak mau mengikutinya. Misal seorang ayah tidak mau membantu ibu untuk menemani anak nya yang masih kecil, sementara ibu sedang sibuk di dapur, alasan ayah karena mau olah raga, akibatnya ibu marah-marah kepada ayah dan ayahpun membalas dengan kemarahan pula, terjadilah pertengkaran antara ayah dan ibu dihadapan anak- anak.

 

Masalah ekonomi

Berkenaan dengan masalah ekonomi ada dua jenis penyebab krisis keluarga, yaitu kemiskinan dan pola gaya hidup.Kemiskinan jelas berdampak terhadap kehidupan sebuah keluarga, sebagai misal jika karena faktor kemiskinan yang menyebabkan terjadinya krisis keluarga jelas, bagaimana mungkin jika terbatas dalam hal pendapatan lalu dapat mencukupi kebutuhan hidup suatu keluarga, tetapi ini juga masih bersifat relative, tergantung bagaimana memaknai “cukup’ minimal standar hidup layak. Jika kehidupan suatu keluarga dimana kondisi emosional antara suami dan istri tidak cukup dewasa dalam menyikapi persoalan dalam kehidupannya maka akan selalu timbul pertengkaran yang disebabkan karena faktor ekonomi. 

 

Ketiga hal tersebut hanyalah sebagian kecil faktor penyebab perselisihan dalam keluarga. Masih banyak faktor lain yang dapat memicu pertengkaran dalam keluarga. Meski perselisihan dalam keluarga merupakan sesuatu yang lumrah, hendaknya dapat diselesaikan dengan baik. Seyogyanya hubungan anggota keluarga walau sering berselisih harus dapat dijaga dengan baik sebab seperti dalam lagu Keluarga Cemara, harta yang paling berharga adalah keluarga.


Ulasan (dalam contoh teks eksplanasi berikut ini ulasan berisi tentang penilaian/komentar terhadap   perselisihan yang terjadi di dalam keluarga)

Perselisihan antara setiap orang tidak dapat dihindari termasuk perselisihan dalam keluarga. Beberapa hal yang menyebabkan perselisihan tersebut dapat disebabkan oleh buruknya jalinan komunikasi sesama anggota keluarga, sikap egois dan tidak saling memahami, juga kondisi ekonomi sebuah keluarga. Walau perselisihan merupakan sesuatu yang biasa terjadi dalam hubungan antar manusia khususnya keluarga, tetapi kita harus pandai untuk mencari solusi dari perselisihan tersebut agar hubungan setiap anggota keluarga tetapi baik.

 

Tugas Individu

1.    Bacalah teks cerita sejarah  “Pangeran Diponegoro Menuju Sosok Khalifah” Remy Sylado! https://books.google.co.id/books?id=xmMQ3IbvOa0C&printsec=copyright&hl=id#v=onepage&q&f=false

2.  Temukan nilai-nilai dalam  teks cerita sejarah di novel itu!

3.  Kembangkan dalam bentuk  teks eksplanasi!

4. Tulis sebagai laporan dengan tulisan yang bersih dan rapi!

 

Nah demikian materi kita kali ini, kerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab. Terimakasih anak-anak  hebat, ibu akhiri Wassalamualaikum. Wr wb. Sampai jumpa...

Selasa, 15 September 2020

 

Assalamualaikum wr.wr.

Apa kabar anak-anak hebat, hari ini kita akan  belajar  materi “ Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah”.  Masih ingatkan definisi teks cerita sejarah? Teks  cerita sejarah adalah kisah imajinasi yang ditulis dengan tokoh atau latar sejarah yang benar-benar terjadi. Meskipun imajinatif, teks ini tetap memuat sejarah yang faktual, namun hanya digunakan untuk latar belakang dan beberapa unsur lainnya saja.

Teks cerita sejarah memiliki ciri khas atau kaidah kebahasaan dalam penulisannya. Berikut adalah beberapa kaidah kebahasaan teks cerita sejarah.

  1. Menggunakan banyak kalimat bermakna lampau.

Contoh

-      Prajurit diperintahkan untuk membersihkan gudang senjata telah menyelesaikan tugasnya

-      Gajah Mada sudah  berhasil menaklukkan musuhnya.

  1. Banyak menggunakan kata atau konjungsi yang menyatakan urutan waktu (kronologis) seperti: mula mula, setelah itu, lalu, kemudian, sejak saat itu.

     Contoh

-      Prajurit Majapahit telah berhasil mengalahkan para musuhnya, sejak saat itu mereka sangat disegani  oleh pihak lawan.

  1. Menggunakan banyak kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan atau biasa disebut kata kerja material: menggores, mendayung, menggenggam.

Contoh

-      Ketika para prajurit berhasil memukul lawan, mereka langsung bertarung dengan penuh semangat.

  1. Banyak menggunakan kalimat tidak langsung dalam menceritakan tuturan tokoh, misalnya: menceritakan bahwa, mengungkapkan, menurut, mengatakan bahwa, menuturkan.

Contoh

-      Para prajurit mengatakan bahwa mereka telah memenangkan peperangan itu.

  1. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang ada di dalam pikiran tokoh (kata kerja mental) seperti: mengharapkan, mendambakan, merasakan, menganggap, menginginkan.

Contoh

-      Setelah sekian lama berperang para prajurit berpikir untuk bisa berkumpul bersama keluarga.

  1. Menggunakan banyak dialog atau percakapan langsung antar tokoh.

Contoh

“Apa kabar Nin....?” sapanya ramah.

 “Baik Pak” jawabku dengan jawaban yang kusopan-sopankan. Aduh kenapa hati ini berdebar kencang saat tangan itu menggenggam tanganku, rasanya jantungku melorot jatuh ke lantai.

“Alamak kenapa aku ini....?” batinku tak mengerti.

“Kabar Bapak gimana....?” tanyaku kemudian.

“Sehat, Alhamdulillah, kamu gimana.... sehat juga kan, hari ini kamu tampak cantik….?” sambungnya.

“Gleek....” kutelan ludahku.   

  1. Menggunakan kata sifat atau descriptive language untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana.

Contoh deskripsi tokoh

 Hari ini pelajaran Geografi. Guru Geografiku adalah  Pak Wayan,  guru  yang terkenal cool karena tampilan yang selalu fashionable. Dia orang Bali, tinggi besar, tatapan matanya tajam, berkulit putih, dan kalau kata teman-temanku Pak Wayan memiliki senyum yang menawan, tapi menurutku  biasa saja sih, masih lebih manis senyum Pak Wi, Pak Wiworo maksudku, hehehehehe....

 

 Contoh deskripsi tempat

 Aku bersekolah di  SRN Notoharjo. Bangunan sekolahku itu,  memanjang dengan enam ruang kelas dan satu ruang kantor.  Dinding bangunan adalah  geribik (bilahan bambu yang dianyam), lantainya  tanah yang dikeraskan,  dan atapnya dari  genting. Walau keadaanya seperti itu,  sekolahku  merupakan sekolah yang cukup mentereng di daerah tersebut saat itu. Sekolahku itu, memiliki halaman  yang luas dengan rumput yang menghijau rapi. Di halaman inilah para murid melaksanakan upacara bendera.

Contoh Deskripsi suasana

Tahun-tahun pertama sekolah kutempuh dengan jalan kaki, aku harus berangkat dari rumah saat matahari belum terbit, dan kembali ke rumah saat matahari telah terbenam. Jarak dari rumah ke sekolah bertambah jauh, kira-kira 12 kilometer. Sering kali saat petang, ketika  aku terlambat pulang bapakku berjalan kaki menjemputku. Kami biasanya akan bertemu di tengah jalan. Bapak menjemputku dengan membawa pelepah daun kelapa kering yang diikat. Saat gelap,  pelepah daun kelapa tadi dibakar untuk obor penerang jalan kami pulang. Di masa itu,  belum ada senter sebagai penerang seperti saat sekarang ini. Semuanya masih serba sulit dan darurat, semua harus diusahakan dengan tekad dan kemampuan sendiri.



Tugas

1.    Bacalah teks cerita sejarah  “Pangeran Diponegoro Menuju Sosok Khalifah” Remy Sylado! https://books.google.co.id/books?id=xmMQ3IbvOa0C&printsec=copyright&hl=id#v=onepage&q&f=false

2.  Temukan kaidah kebahasaan teks cerita sejarah di novel itu!

3.  Tulislah dalam bentuk laporan dengan tulisan yang bersih dan rapi!

Nah demikian materi kita kali ini, kerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab. Terimakasih anak-anak  hebat, ibu akhiri wassalamualaikum. Wr wb. Sampai jumpa...