Di lembaran ini aku ingin menulis kegiatan aku hari
ini...bukan catatan kegiatan sih
sebenarnya, tapi sebuah keluhan, keluhan karena pembelajaran dikelasku tidak
sesuai dengan ekspekstasiku. Ya biasa sih, kita kan memang senengnya seperti
itu, membayangkan sesuatu yang tinggi, padahal
ya gitu deh....ujung-ujungnya patah hati....
Hari ini aku mengajarkan materi tentang teks editorial,
aku berharap, sudah kelas XII, paling nggak nggak mereka tau atau pernah membaca tentang teks editorial,
tapi dari segitu banyak siswa yang aku
berikan pertanyaan “Siapa yang pernah membaca teks editorial...?”, “ Siapa yang
bisa mendefinisikan pengertian teks editorial...?”. Tak ada satupun siswa yang mengangkat
tangan, yang berarti tak satupun siswaku yang pernah membaca atau tau apa itu teks editorial. Dari jawaban
tadi hatiku sedikit bergetar, aduh bagaimana ini...?, bagaimana aku memulai
materi kali ini...?
Oke ini kita meminjam kalimat dari
seorang ahli ya....Istilah skemata berawal dari teori skema, yang
menggambarkan proses di mana pembelajar membandingkan latar
belakang pengetahuan yang di miliki dengan informasi yang baru. Salah satu teori
skemata yang mempengaruhi teori pembelajaran adalah teori yang dikemukakan oleh
Piaget
(dalam Ruddell (2005:27). Piaget mendefinisikan skemata sebagai sebuah struktur kognitif intelektual individu berupa representasi
persepsi, ide, dan aksi yang diasosiasikan, merupakan dasar pemikiran yang
digunakan untuk beradaptasi dengan lingkungan dan mengaturnya menjadi sebuah
modal untuk memahami pengetahuan baru, termasuk memahami pengetahuan baru yang
disajikan penulis dalam teks yang dibaca...(ngerti nggak ini
yang baca....kalau nggak ngerti ya sama aja kayak aku...)
Dipertegas
oleh Piaget oleh
dalam (Hergenhahn,B.R and Olson Matthew H.2002:313) skemata di atas
mengisyaratkan adanya faktor pendukung yang saling mengisi dan berproses. Kedua
faktor tersebut adalah proses asimilasi
dan proses akomodasi. Proses asimilasi adalah proses penyerapan konsep baru ke
dalam struktur kognitif yang telah ada, pada proses asimilasi seseorang
menggunakan struktur atau kemampuan yang ada untuk menanggapi masalah yang
datang dari lingkungannya. Proses akomodasi adalah proses pembentukan skemata
baru atau memodifikasi struktur kognitif yang telah ada supaya konsep-konsep
baru dapat diserap. (https://ilmuwanmuda.wordpress.com/piaget-dan-teorinya/) Nah sampai sini mulai agak mulai mudeng
kan....
Sederhananya
pengetahuan awal seorang siswa dalam menerima pelajaran, akan sangat mendukung siswa tersebut untuk
memahami materi pembelajaran yang baru, jika sama sekali tidak ada modal maka
materi baru itu akan susah untuk diterima. Aaah aku tidak tau, apakah tantangan
pembelajaran hari ini bisa aku selesaikan, bagaimanapun hebatnya aku, semua
itu tidak ada apa-apanya... kalau siswaku nggak tau apa-apa...(apalagi ternyata
aku juga bukan guru yang hebat).
Bagaimana
ini...? sebagai guru aku kan maunya
siswaku paham, siswaku ngerti akan pelajaran yang aku ajarkan, tapi kemudian
aku berfikir lagi, benarkah tindakanku ini, menuntut siswaku untuk selalu
memahami materi yang aku ajarkan, bukankah aku jadi egois dengan keinginanku
itu....?
Ahhh....
kalau begini mungkin benar wasiat Mbah Moen “Menjadi guru tidak usah memiliki
niat untuk membuat pintar murid, melainkan niatkan untuk mendidik dan
menyampaikan ilmu”. Aaah ternyata aku belum mampu mendidik anak-anakku, yang
aku lakukan selama ini baru sebatas untuk mengajar.... (aku tulis setelah mengajarkan materi teks editorial di XII
IPA.1).




