Edisi seneng-senengnya nulis akhir-akhir ini....
Kali ini aku akan
tulis bahasan tentang siswa-siswaku yang lagi menghadapai Penilaian Tengah
Semester alias PTS (nah ketahuan tuh ngawas sambil ngeblog....). Hmmm....bekerja sebagai seorang guru
sebenarnya seneng-senang susah, iyalah pasti kayak gitu. Sebagai manusia lumrah,
seneng rasanya ketika siswa-siswa yang
aku ajar menunjukkan kemajuan yang postifif, artinya siswa berkembang dan
tumbuh ke arah yang lebih baik. Susahnya guru adalah ketika siswa tidak
menunjukkan perkembangan ke arah yang positif, melawan gurunya, mencontek saat
ujian, loncat pagar, ribut pada saat pembelajaran, tawuran, dan parahnya lagi
siswa melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan.
Herannya kadang ada siswa
yang menganggap guru adalah seorang lawan yang harus dijatuhkan, menganggap
guru adalah saingan yang harus dikalahkan, kenapa sampai berpikir ke arah
sana...?. Betul memang tidak semua guru baik, pemberitaan yang kita terima
akhir-akhir ini tidak menempatkan guru sebagai sosok yang harus digugu dan
ditiru lagi, banyak guru yang selanjunya
kita sebut sebagai oknum sudah mencoreng dunia pendidikan kita, tapi jumlahnya
toh tidak sebanding dengan jumlah guru yang bisa kita sebut sebagai guru
baik-baik. Kenapa ulah segelintir orang harus berimbas jauh sampai kemudian
siswa-siswa merasa tidak perlu menghormati guru layaknya orang tua mereka di
rumah.
Sebenarnya apa yang salah
dengan sistem kita ini, kenapa siswa lebih bangga ketika dibilang sebagai
tukang loncat pagar ketimbang siswa berprestasi atau siswa yang baik-baik saja. Cara berfikir siswa
sekarang ini sudah terbalik-balik, udah tau peraturan digunakan agar kehidupan
di sekolah menjadi teratur dan nyaman, dengan demikian bersekolah adalah sesuatu yang
menyenangkan, tapi kenapa untuk taat pada tata tertib siswa harus
dipaksa-paksa, diancam-ancam, dan pake hukuman segala. Bagaimana sebenarnya
memunculkan sebuah kesadaran bahwa menuntut ilmu ini adalah sebuah kebutuhan
hidup, yang untuk menjalaninya diperlukan kerja keras, tetesan keringat dan air
mata. Aku benar-benar nggak tau lagi harus bagaimana....?.
Tidak ada
guru yang menginginkan siswanya gagal, karena kegagalan siswa adalah kegagalan
guru, walau keberhasilan siswa ternyata tidak pernah dianggap sebagai keberhasilan guru. Aku nggak ngerti....(Kayak lagunya Kahitna).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar