Minggu, 06 Oktober 2019

TENTANG SISWA-SISWAKU....




Edisi  seneng-senengnya nulis akhir-akhir ini....
Kali  ini aku akan tulis bahasan tentang siswa-siswaku yang lagi menghadapai Penilaian Tengah Semester alias PTS (nah ketahuan tuh ngawas sambil ngeblog....).  Hmmm....bekerja sebagai seorang guru sebenarnya seneng-senang susah, iyalah pasti kayak gitu. Sebagai manusia lumrah,  seneng rasanya ketika siswa-siswa yang aku ajar menunjukkan kemajuan yang postifif, artinya siswa berkembang dan tumbuh ke arah yang lebih baik. Susahnya guru adalah ketika siswa tidak menunjukkan perkembangan ke arah yang positif, melawan gurunya, mencontek saat ujian, loncat pagar, ribut pada saat pembelajaran, tawuran, dan parahnya lagi siswa melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan.
Herannya kadang ada siswa yang menganggap guru adalah seorang lawan yang harus dijatuhkan, menganggap guru adalah saingan yang harus dikalahkan, kenapa sampai berpikir ke arah sana...?. Betul memang tidak semua guru baik, pemberitaan yang kita terima akhir-akhir ini tidak menempatkan guru sebagai sosok yang harus digugu dan ditiru  lagi, banyak guru yang selanjunya kita sebut sebagai oknum sudah mencoreng dunia pendidikan kita, tapi jumlahnya toh tidak sebanding dengan jumlah guru yang bisa kita sebut sebagai guru baik-baik. Kenapa ulah segelintir orang harus berimbas jauh sampai kemudian siswa-siswa merasa tidak perlu menghormati guru layaknya orang tua mereka di rumah.

Sebenarnya apa yang salah dengan sistem kita ini, kenapa siswa lebih bangga ketika dibilang sebagai tukang loncat pagar ketimbang siswa berprestasi atau siswa yang baik-baik saja. Cara berfikir siswa sekarang ini sudah terbalik-balik, udah tau peraturan digunakan agar kehidupan di sekolah menjadi  teratur dan nyaman,  dengan demikian bersekolah adalah sesuatu yang menyenangkan, tapi kenapa untuk taat pada tata tertib siswa harus dipaksa-paksa, diancam-ancam, dan pake hukuman segala. Bagaimana sebenarnya memunculkan sebuah kesadaran bahwa menuntut ilmu ini adalah sebuah kebutuhan hidup, yang untuk menjalaninya diperlukan kerja keras, tetesan keringat dan air mata. Aku benar-benar nggak tau lagi harus bagaimana....?.
Tidak ada guru yang menginginkan siswanya gagal, karena kegagalan siswa adalah kegagalan guru, walau keberhasilan siswa ternyata tidak pernah dianggap sebagai  keberhasilan guru.  Aku nggak ngerti....(Kayak lagunya Kahitna).  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar