Selasa, 08 Oktober 2019

DISONANSI KOGNITIF....


Membaca judul di atas kayaknya bahasan dalam lembar blog kita ini akan berat banget ya. Nggak akan berat kok abis yang akan bahas masalah ini juga bukan seorang ahli, jadi pasti dari sudut pandang yang ringan-ringan aja. Ini juga dapat istilah itu  dengan tak sengaja, waktu ngajar di UT ketemu dengan istilah itu, karena terdengar asing akhirnya googling sana sini, dan ternyata disonansi kognitif sebenarnya bukan baru bagi kita.  Disonansi kognitif adalah kesenjangan/gap antara pendapat, keyakinan, sikap, dengan perilaku yang ditunjukkan.

Nah sepertinya nggak akan asyik nih bahasannya, karena ini mungkin hanya  cocok untuk kajian daerah psikologi. Tapi, sebenarnya  bentuk dari disonansi kognitif itu ada di sekitar lingkungan kita lho, cuma mungkin kita aja yang nggak tahu bahwa ternyata contoh-contoh itu merupakan ranahnya  psikologi.  Dan ternyata disonansi kognitif itu bahasannya lumayan menyenangkan lho. Berikut kita akan bahas contoh-contoh disonansi kognitif.Contoh pertama adalah, kita tahu bahwa di dalam rokok terdapat zat-zat yang dapat membahayakan tubuh kita, (coba baca pembungkus rokok di sana tertulis peringatan tentang bahayanya rokok lho) pengetahuan dan keyakinan kita juga membenarkan hal itu. Tapi kita tetap nekat merokok atas nama kalimat “Saya nggak bisa mikir kalau nggak merokok....”, “ atau “Setelah gue pikir-pikir nggak  ada orang yang mati karena merokok, lagian siapa juga yang nggak bakalan mati”. Nah, biasanya alasan-alasan  semacam ini yang kemudian dijadikan pembenaran untuk orang-orang tetap melakukan hal yang diyakini salah  atau nggak benar itu.  Kalau kalian termasuk nggak ya....???

Contoh kedua yang tak kalah keren adalah, kita menentang diskriminasi, menurut kita semua manusia itu adalah sama, tak baik memandang orang dari sudut agama, suku, keyakinan, dan warna kulit. Tapi yang tak kalah aneh adalah ketika anak kita mencintai orang yang berbeda suku, kita tentang abis-abisan hubungan itu. Supaya terkesan tindakan  itu   benar,  kita ciptakan sebuah kalimat sakti “Sebenarnya bukan karena berbeda suku, tapi saya melihat  dia adalah seorang yang kurang bertanggung jawab, dia kurang cocok untuk kamu, dan bla bla ....” Nah lo....katanya anti diskriminasi.

Contoh yang terakhir katanya kita nggak percaya akan ramalan paranormal, sebut aja ramalan bintanglah, eh giliran ramalan bagus kita seneng, giliran ramalan jelek kita bilang  ah itu kan ramalan. Ah nyari-nyari pembenaran aja kayaknya....Terus kenapa ya, orang bisa mengalami disonansi kognitif, kayaknya lain kali kita bahas itu, jadi harus ada part 2  ya....
Edisi biar tambah  semangat  nulis......


Tidak ada komentar:

Posting Komentar