Minggu, 04 November 2018

BAHAGIA ITU KEHARUSAN....

Semua orang pasti pernah berada di titik terendah dalam kehidupannya. Titik terendah itu adalah sebuah kondisi dimana seseorang merasa paling gagal, paling tidak berguna, paling jatuh, paling tidak berdaya. Kondisi itu bisa ketika seseorang usahanya bangkrut, ditinggal pasangan, memperoleh nilai ujian yang buruk atau sebuah kondisi yang jauh dari harapan kita. 
Hal ini sangat mungkin terjadi ketika emosional kita, “tidak disiapkan untuk menghadapi kondisi yang tidak menyenangkan ini”, karena beberapa orang ketika ada di kondisi tersebut akan mengatakan bahwa “semua masih baik-baik saja”. Jadi titik terendah antara orang satu dengan orang lainnya akan berbeda-beda, tergantung dari emosional seseorang dalam menghadapi masalah.
Yang jadi pertanyaan sekarang adalah, “Apa yang harus dilakukan ketika kita dalam kondisi itu?”. Jawaban atas pertanyaan itu akan berbeda-beda, tergantung sudut pandang yang digunakan. Jawaban yang paling banyak diberikan adalah “Kita harus bangkit kembali”. Lantas bagaimana kita bangkit ? karena pada kondisi tersebut kita benar-benar merasa tidak berdaya, kita takut, kita galau dan kita trauma.
Ketika seseorang menyadari bahwa “gagal itu adalah bagian dari kehidupan” seseorang juga harus bisa mengganggapnya (baca gagal) sama seperti saat dia menerima hal yang “menyenangkan”. Kehidupan yang penuh keseimbangan selalu menyandingkan dua hal yang bertentangan, sama seperti siang-malam, panas-dingin, tinggi-rendah, maka orang yang bisa menerima kebahagiaan juga harus bisa menerima kegagalan.
Bahagia dan gagal adalah dua hal yang seharusnya kita sandingkan, bukan kita lawankan. Karena gagal bukan lawan dari bahagia. Gagal adalah batu yang menghadang perjalanan kita. Kita tinggal memilih, akan menyerah tidak melanjutkan perjalanan kita, atau kita gunakan batu itu sebagai pijakan loncatan agar kita bisa melompat lebih tinggi. Kegagalan adalah bagian hidup yang harus kita terima sama halnya seperti kita menerima kebahagiaan. Bahagia itu bukan hanya pilihan, tapi sebuah keharusan. Jadi kenapa harus merasa gagal jika sebenarnya kita bisa bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar