Selasa, 13 November 2018

LANGIT BELUM BIRU.....


Tulisan kali ini dimulai dengan sebuah kalimat motivasi “Hari kemarin, bagaimana pun baik atau buruknya, telah berlalu.  Hari ini adalah, waktu untuk melihat langit, biru yang cerah”. Kalimat di atas bisa diberikan makna, bahwa  yang terjadi di hari-hari kemarin ya sudahlah, hari ini kita harus kita buat menjadi hari yang penuh kebahagiaan dan harapan. Semua manusia memang menginginkan untuk bisa melakukan itu, selalu optimis dalam menjalani hari-harinya dan segera melupakan masa lalu.
Tapi,  bagaimana jika hari ini ternyata ada bayang-bayang yang menghalangi kita  untuk memandang langit biru itu. Bagaimana jika hari kemarin tidak bisa kita tinggalkan, namun kembali menyertai kita. Mengajak kita untuk kembali ke hari kemarin lagi.  Sebenarnya ini salah siapa.....Kenapa istilah  “move on”  ternyata bukan masalah yang gampang. Semua jadi rumit dan komplek karena ternyata manusia-manusia yang punya masalah seperti itu jumlahnya sangat banyak. Dan kalau ditanya “kenapa nggak bisa move on” rata-rata mereka tidak bisa memberikan  alasan kenapa bisa seperti itu.
Kalau hari kemarin itu “membahagiakan” mungkin ngak apa-apa kalau kita ingin berlama-lama bersamanya, tapi jika hari kemarin itu adalah hari yang buruk  kita akan terjebak dalam perangkap bernama  “kesedihan”. Kebanyakan kita berharap bahwa  waktu yang akan membantu untuk menyelesaikan masalah itu, memang ada yang kemudian melupakan hari kemarin dengan berjalannya waktu, besaran waktunya berbeda-beda untuk setiap orang, tapi yang jelasnya waktunya nggak sebentar. Setahun, dua tahun sampai tak terbilang waktu yang kita gunakan untuk melupakan masalah itu.  
Kalau saja hidup bisa selalu seperti harapan kita, tentunya tidak akan ada istilah bernama “penyesalan”. Tidak perlu ada kalimat “Kalau saja waktu dapat kembali....”  Kita dapat atur-atur  hidup kita persis sama seperti yang kita rencanakan. Tapi kalau kehidupan seperti itu, rasanya  tidak  akan   ada   “kejutan lagi”, bukankah kebahagiaan dan kesedihan yang diberikan kepada kita membuat hidup jadi berwarna dan penuh  dengan hal yang tidak kita duga.  Apakah menyenangkan jika “kebahagiaan” itu direncanakan, “kesedihan” direncanakan. Bukankah akan sangat menyenangkan ketika kita sedih tiba-tiba datang kebahagiaan,  akan ada kejutan saat kita bahagia lantas kita diberikan kesedihan, saat kita sesak kita diberikan solusi, saat sempit kita diberikan kelapangan.  Hidup ini bukan kita yang atur, tapi ada yang Maha Hak, yang sudah menuliskannya, kalau hari ini kita belum melihat langit biru itu, yakinlah bahwa ada besok lusa yang akan diberikan, tidak hanya langit yang berwarna biru, tapi juga akan disertai dengan pelangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar